Kamis, 18 Juli 2019

"KISAH EMPRIT DAN TINGGALANAK 6" Karya Ki Slamet 42

Blog Ki Slamet 42: Atma Kembara
Jumat, 19 Juli 2019 - 06:57 WIB
 
Image "Burung Tinggalanal ( FOTO: SP)
Burung Tinggalanak

Karya Ki Slamet 42

“Aku mau jadi istrimu dan ikut ke negerimu
Tapi bagaimanakah dengan kedua anakku?
Mereka belumlah bisa terbang seperti kita
Bagaimana jika kita menundanya dahulu?”

Demikian jawab Tinggalanak pada Emprit
Seraya loloh kedua anaknya yang mencicit
Respon Tinggalanak membuat dahi Emprit
Berkernyit seraya berkata sedikit berlimit:

“Baiklah, jika demikian aku akan menunggu
Sampailah kedua anak-anakmu itu mampu
Dan, kuat untuk terbang jauh sepertimu
Tapi, selama dalam penantian itu, aku...?”

Emprit Jawa tak lanjutkan kata-katanya,
Tinggalanak paham maksud Emprit Jawa
Maka ia berkata seraya kerdipkan mata:
“Kau, temani kami di sini bersama-sama!”

“Baiklah Tinggalanak, aku setuju saranmu
Dan, sekarang juga aku akan pergi dahulu
Carilah makanan secukupnya untuk kita!”
Emprit  pun terbang meninggalkan mereka

Singkat cerita, setahun berlalu tak terasa
Kedua anak Tinggalanak kini t‘lah remaja
Nampaklah tampan dan gagahlah perkasa
Bulu-bulu di sayapnya kemilau bercahaya

Mereka terbang berputar-putar cekatan
Pindah dari pohon satu ke pohon lainnya
Mereka seperti sudah siap ‘tuk kembara
Terbang seberangi samudra lintas benua

Sementara Tinggalanak dan Emprit Jawa
Perhatikan sepak terjang kedua anaknya
Dengan perasaan bahagia dan suka cita
Saat kedua anaknya menghampiri dirinya

Tinggalanak bertanya kepada keduanya:
“Anakku, kalian sudah besar dan dewasa
 Power terbang kalian amat mempesona!
Sungguh, ibu sangat kagum melihatnya!”

Sang induk, Tinggalanak terdiam sejenak
Lalu lanjutkan pesannya pada sang anak:
“Anakku, hari ini paman kalian akan ajak
Kita kembara, harap kalian tak mengelak

Kita merantau ke negeri seberang sana
Ke Jawadwipa di kepulauan Nusantara
Suatu negeri yang aman, damai, sentosa
Apa kalian mau ikut bersama ibu kesana?”

“Wow! Tentu saja ibu, ananda berdua mau
Pergi kembara ke negeri Jawa nan kemilau
Yang menurutlah teman ananda di rantau
Jawadwipa negeri terindah dan memukau

Keindahan alamnya sangatlah mempesona
Bangsa manusia, serta burung-burungnya
Pun seperti kita, amat ramah perangainya
Penuh persahabatan terhadap sesamanya

Kapankah kita berangkat ke sananya, ibu?
Terus terang, ananda tak sabar menunggu
Saat tibanya hari-hari keberangkatan itu!”
Begitu jawab kedua anaknya tersipu-sipu

  Saat Mentari kan terbenam dijelang senja  
Emprit sampailah di tempat tinggal mereka
Yang langsunglah disapa dengan suka cita
Oleh Tinggalanak dan kedua anak-anaknya

Bersambung

—KSP 42—
Kamis, 18 Juli 2019 – 16:00 WIB
Bumi Pangarakan, Lido – Bogor
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar