Blog Ki Slamet 42: "Atma Kembara"
Rabu, 17 Juli 2018 - 12:40 WIB
Rabu, 17 Juli 2018 - 12:40 WIB
By Ki Slamet 42
Mewaspadai hal itu akan menimpa
kelak
Pada keluarga sang burung
Tinggalanak
Maka Emprit pun berkata dengan telak
Agar Tinggalanak tenangkan anak-anak:
“Wahai
Tinggalanak, lihat itu seekor ular
Bertubuh cukup
besar sedang menjalar
Sebaiknya bawalah
kedua anakmu keluar
Pindah ke
tempat aman agar tak gusar!”
Dengan sangatlah cekatan, Emprit
Jawa
Bopong anak Tinggalanak dengan
segera
Dan Tinggalanak bawa anak yang
satunya
Terbang singgah ke pohon Emprit Jawa
Dengan ranting
dan daun-daun yang ada
Buat
sarang ‘tuk tinggal mereka bersama
Tinggalanakpun
membelai kedua anaknya
Dengan
sepenuh cinta, hatinya berkata:
“Duhai anak-anakku! Bagaimana
jadinya
Apabila tak ada pamanmu, Emprit Jawa
Yang telah membantu dan menolong
kita
Darilah ancaman seekor ular
pemangsa!
Nyaris jiwamu melayang menyusul
ayahmu
Untung ada pamanmu yang selamatkanmu
Membawa kita untuk singgah di
tempatnya
Dan pamanmu mau temani kita
selamanya!”
Saat
Tinggalanak masih dalam lamunannya,
Burung Emprit
Jawa perlahan menyapanya:
“Tinggalanak, apa yang sedang kau
pikirkan
Aku melihatmu seperti dalam kebingungan?
Apakah ada sesuatu yang ganjal
pikiranmu
Berkait dengan keberadaanku di
negerimu?”
Demi dengar pertanyaan Emprit
seperti itu,
Tinggalanak terkejut wajahnya tersipu
malu:
“Benar Emprit,
ada yang ganjal pikiran saya,
Bagaimanakah
jadinya tadi, jika saja tak ada
Tuan Emprit
yang telah sudi menolong saya
Tentu kedua
anak ini tewas susul ayahnya!”
“Ya saya pikir, itu memang sudah seharusnya
Kita saling tolong menolong kepada
sesama
Salinglah bantu membantu di dalam segala!”
Jawab
Emprit Jawa lalu lanjutkan katanya:
“Tinggalanak, justru akulah yang
seharusnya
Banyaklah berterimakasih kepadamu karena
Sungguh, aku tidak bisa membayangkannya
Jika tak menjumpaimu disini apalah
jadinya?
Tinggalanak, kita tak perlu larut
dalam duka
Pokoknya kita salinglah tahu sama
tahu saja
Dan, yang penting sekarang bagaimana
kita
Cari solusi agar bisa hindari mara
bahaya!”
Demikian
Emprit berkata dengan akrabnya
Dan dari
waktu ke waktu makin akrab saja
Suatu
ketika, Emprit ungkapkan hasratnya
‘Tuk persunting
Tinggalanak jadi isterinya:
“Tinggalanak, sejujurnya aku
mencintaimu
Dan berkeinginan ‘tuk
mempersuntingmu
Apakah kau berkenan terima lamaranku?”
Demikian
ungkap Emprit Jawa tanpa ragu
Dengar ucapan
Emprit yang terus terang
Sungguh membuatlah
Tinggalanak senang
Hatinya
berdebar tapi ia berupaya tenang
Emprit
pun bertanya kembali mengulang :
“Tinggalanak, bagaimana dengan lamaranku?
Apakah engkau berkenan menjadi istriku?
Jika berkenan, maka aku akan
mengajakmu
Pergi menetap di Jawa kampung
halamanku
Negeri Jawa Dwipa di kepulauan
Nusantara
Negeri yang teramat elok nan damai sentosa
Permailah dengan hutan dan rimba
belantara
Hamparan persawahan nan luas begitu
rupa
Sungai-sungai yang airnya begitulah
jernihnya
Gemuruh suara ombak ba’ nyanyianlah
syurga
Nan putih berkilauan ba’ mutu
manikam ratna
Tinggalanak, semua akan kau saksikan
di sana!”
Bersambung
—KSP 42—
Rabu, 17 Juli
2019 – 11:20 WIB
Bumi
Pangarakan, Lido – Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar