Minggu, 21 Juli 2019

"KISAH EMPRIT DAN TINGGALANAK 8" Karya Ki Slamet 42

Blog Ki Slamet 42: Atma Kembara
Selasa, Juli 2019 - 05:22 WIB
 
Image "Burung Tinggalanak" (FOTO: SP)
Burung Tinggalanak
Karya: Ki Slamet  42

Tapi tiba-tiba terjadi perubahan cuaca
Nampaklah langit menjadi gelap gulita
Badai raksasa menggulung tirta segara
Taufan pun guncang kencang bumiloka
 
Kedua putera tinggalanak lemah daya
Mereka berdua terpisahlah dari ibunya
Sedang Emprit tak ketahuan rimbanya
Mereka pun terpisah satu sama lainnya

Dikisahkan Tinggalanak terhempas badai
Tubuhnya terombang-ambing kian kemari
Di tengah besarnya gelombang dan badai
Dia melihat Emprit Jawa sedang beraksi

Berupaya keras ‘tuk menyelamatkan diri
Atasi hembusan sang bayu di atas bahari
Tinggalanak berupaya terbang mendekati
   Ke arah Emprit dengan sepenuhlah energi   

Akhirnya, Tinggalanak dapat juga hampiri
Sang Emprit Jawa, ia pun segera menanyai
Kedua puteranya kepada sang pujaan hati
Seraya lemahkan kepak sayap sebelah kiri:

“Emprit, kedua anakku bagaimana nasibnya
Sungguh aku tak mau pisah dengan mereka
Aku sangat mencintai dan mengasihinya ?!”
Tanyalah tinggalanak, berlinang air matanya

“Tinggalanak, tidak usah perhatikan mereka
 Mereka itu sudahlah besar-besar semuanya
Bahkan tenaga mereka lebih kuat dari kita!
Aku yakin selamat, kini sedanglah cari kita!”

Jawab Emprit kepada Tinggalanak terbata
Suatu jawaban yang sungguhlah di luar kira
Dan, itu sudahlah buat Tinggalanak kecewa
Ternyata Emprit itu teramat egois pikirnya

Emprit yang ’lah menjadi tumpuan hidupnya
Dia tidak miliki rasa empati kepada anaknya
Dan tidak mau memahami perasaan hatinya
Yang amat menyayangi kedua anak-anaknya

Maka dengan perasaan kecewa dia berkata:
“Baik Emprit, jika itu mauanmu, aku tak apa
Tapi aku akan tetap cari kedua sang putera
Tinggalkanlah aku sendiri, dan pergilah sana!

Kelak, dimanapun berada, aku mencari kamu
Aku akan selalu memanggil-manggil namamu
Dimana saja di kampung yang disinggahi aku
Aku mencicit, menjerit-jerit panggil namamu

Dan, bunyi suaraku terdengar menyayat hati
Seperti ditinggal mati oleh orang yang dicintai
Dan roh aku  akan masuklah ke dalam dirimu
Sehingga kau pun akan bersuara seperti aku!”

Bersamaan dengan kata terakhir Tinggalanak 
Kilat petir sambar tubuh burung Tinggalanak
Yang seketika itu juga ia matilah tak berpinak
Emprit hanya dapat menatap dengan hati syak

Beberapalah hari kemudian setelah badai reda
Dan cuaca pun kembali normal bagai sedia kala
Di setiap daerah mulailah ujung Sumatra utara
Terus hingga sampailah ke seluruh pulau Jawa

Burung Emprit, atau burung Tinggalanak itu
Menjerit menyayatlah hati bersuara amat pilu  
Bunyinya seperti panggil-panggil sebuah nama
Agar mengantar kembali ke Mesir, negerinya:

 “Priiit...priiit...priiit...priiit...balekno Mesirrr!”
(Bahasa Jawa artinya: “Prit, prit, prit, prit
(kembalikanlah saya ke Negeri Mesir.”)

Anehnya, setiap daerah, dusun yang disinggahi
Oleh burung Tinggalanak or burung Emprit ini
Pasti ada salah satu warganya meninggal dunia
Sehingga burung ini sampai sekarang dipercaya
Sebagai burung pembawa sial burung kematian
Ada yang menyebutnya sebagai "burung Syetan".

SELESAI

—KSP 42—
Minggu, 21 Juli 2019 – 12:00 WIB
Bumi Pangarakan, Lido – Bogor
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar