Senin, 13 Mei 2019

"KISAH PENGGUGAH JIWA" By Ki Slamet 42

Blog Ki Slamet 42 : Ungkap Atma Kembara
Selasa, 14 Mei 2019 - 07:42 WIB

Image "Ki Slamet" (Foto:SP)
Ki Slamet 42

“KISAH PENGGUGAH JIWA”
By Ki Slamet 42

Alkisah seorang pemuda pergi mengembara
mencari obat ‘tuk penyakit yang dideritanya
telah bertahun-tahun lamanya dia berupaya
tetapi tak jua didapat obat mujarab baginya

Ayahnya amat paham dengan sakit anaknya
sebenarnya penyakit yang diderita putranya
berasal dari gangguan syaraf kecemasan saja
tapi ia membiarkan anaknya pergi berkelana

Itu dilakukan agar bisa tenangkan jiwanya
sudah berapa lama sang anak mengembara?
berita terakhir yang diterima oleh ayahnya
bahwa anaknya belum sembuh dari sakitnya

Setelah salat tahajud dia bergegas ke meja
Ia menulis sepucuk surat untuk puteranya:
“Nak, engkau telah berada 1500 mil jauhnya
dari rumah, belum ada perubahan apa-apa?

Ayah sebenarnya tahu sakit yang kau derita
kamu pergi dengan bawa serta satu-satunya
penyebab dari sakit yang sedang kau derita
penyakit itu tak lain adalah dirimu sendiri!

Bukan sebab badanmu kau sakit menderita
namun penyakitmu itu ada di dalam atmamu
jika engkau pahami benar kata-kata ayahmu
Insya Allah kau akan sembuh seperti semula

Demi menerima surat seperti itu dari ayahnya
sang anak justru menjadi amat sangat murka
ia merasa ayahnya tak pahami penderitaannya
maka ia tak kembali ke rumah orang tuanya

Maka ia rasakan sendiri kegundahan hatinya
terus susuri jalan di kota yang disinggahinya
langkahnya jadi terhenti ketika di depannya
ada masjid yang dipenuhi jamaah di dalamnya

Maka ia putuskan untuk masuk ke dalamnya
ia dengar seorang ustad berikan taujih - nya
entah energi dari mana ia pun mendekatinya
telinganya mendengar jelas ustad itu berkata:

“Barangsiapa yang dapat menaklukkan dirinya
maka orang itu sesungguhnya lebih perkasa
darilah para pahlawan yang taklukkan kota!
Rasulullah pernahlah berwasiat kepada kita,

“Orang-orang yang cerdik itu adalah mereka
Orang-orang yang mampu kendalikan dirinya
Yang sekaligus beramal untuk bekal dirinya
Di alam keabadian sesudah dia tutup usia!”

Sang anak cermati tajwih yang didengarnya
oleh sebab ceramah yang disampaikan sama
persislah dengan surat yang ditulis ayahnya
saat itu terbersitlah cahaya terangi jiwanya

“Tuk pertama kali dalam hidupku di dunia
aku sanggup melihat diriku sesungguhnya
Sesuatu yang dekat dengan diriku sendiri
dan ‘lah lama aku tinggalkan dari hati ini!”

—KSP42—
Senin, 13 Mei 2019 – 16:30 WIB
Bumi Pagarakan, Lido – Bogor

R e f e r e n s i :
Dwi Budiyanto. “Prophetic Learning”
(Menjadi Cerdas dengan Jalan Kenabian)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar