Blog Ki Slamet 42 : Ungkap Atma Kembara
Selasa, 14 Mei 2019 - 07:42 WIB
Selasa, 14 Mei 2019 - 07:42 WIB
Ki Slamet 42 |
“KISAH PENGGUGAH JIWA”
By Ki Slamet 42
Alkisah seorang pemuda pergi
mengembara
mencari obat ‘tuk penyakit yang
dideritanya
telah bertahun-tahun lamanya dia
berupaya
tetapi tak jua didapat obat mujarab baginya
Ayahnya amat paham dengan sakit anaknya
sebenarnya penyakit yang diderita
putranya
berasal dari gangguan syaraf
kecemasan saja
tapi ia membiarkan anaknya pergi
berkelana
Itu dilakukan agar bisa tenangkan
jiwanya
sudah berapa lama sang anak
mengembara?
berita terakhir yang diterima oleh
ayahnya
bahwa anaknya belum sembuh dari
sakitnya
Setelah salat tahajud dia bergegas
ke meja
Ia menulis sepucuk surat untuk
puteranya:
“Nak, engkau telah
berada 1500 mil jauhnya
dari rumah, belum
ada perubahan apa-apa?
Ayah sebenarnya
tahu sakit yang kau derita
kamu pergi dengan
bawa serta satu-satunya
penyebab dari
sakit yang sedang kau derita
penyakit itu
tak lain adalah dirimu sendiri!
Bukan sebab
badanmu kau sakit menderita
namun penyakitmu
itu ada di dalam atmamu
jika engkau
pahami benar kata-kata ayahmu
Insya Allah kau
akan sembuh seperti semula
Demi menerima surat seperti itu dari
ayahnya
sang anak justru menjadi amat sangat
murka
ia merasa ayahnya tak pahami
penderitaannya
maka ia tak kembali ke rumah orang
tuanya
Maka ia rasakan sendiri kegundahan
hatinya
terus susuri jalan di kota yang
disinggahinya
langkahnya jadi terhenti ketika di depannya
ada masjid yang dipenuhi jamaah di
dalamnya
Maka ia putuskan untuk masuk ke
dalamnya
ia dengar seorang ustad berikan taujih - nya
entah energi dari mana ia pun
mendekatinya
telinganya mendengar jelas ustad itu
berkata:
“Barangsiapa yang dapat menaklukkan
dirinya
maka orang itu sesungguhnya lebih
perkasa
darilah para pahlawan yang taklukkan
kota!
Rasulullah pernahlah berwasiat
kepada kita,
“Orang-orang yang
cerdik itu adalah mereka
Orang-orang
yang mampu kendalikan dirinya
Yang sekaligus
beramal untuk bekal dirinya
Di alam
keabadian sesudah dia tutup usia!”
Sang anak cermati tajwih yang
didengarnya
oleh sebab ceramah yang disampaikan
sama
persislah dengan surat yang ditulis ayahnya
saat itu terbersitlah cahaya terangi
jiwanya
“Tuk pertama
kali dalam hidupku di dunia
aku sanggup melihat
diriku sesungguhnya
Sesuatu yang
dekat dengan diriku sendiri
dan ‘lah lama
aku tinggalkan dari hati ini!”
—KSP42—
Senin, 13 Mei
2019 – 16:30 WIB
Bumi Pagarakan,
Lido – Bogor
R e f e r e n s
i :
Dwi Budiyanto. “Prophetic Learning”
(Menjadi Cerdas dengan Jalan
Kenabian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar