Sabtu, 08 Juni 2019

"ORANG TUA GILA DALAM MIMPI" By Ki Slamet 42

Blog Ki Slamet 42 : "Atma Kembara"
Minggu, 09 Juni 2019 - 08:18 WIB

Image "Oran Tua Gila 1 (Foto: SP)
Orang Tua Gila 1

Image "Orang Gila 2 (Foto: SP)
Orang Gila 2
“ORANG TUA GILA DALAM MIMPI”
By Ki Slamet 42

Orang gila itu bertubuh lusuh dan kumal
Berambutlah panjang gimbal menggumpal
Meski wajah kotor tapi tubuhnya gempal
Tidurlah berbaring di emper toko sandal
Di Pasar Ciawi yang penuh sesak berjejal

Sejak pukul lima pagi sampailah sore hari
Orang gila itu tak jua mau beranjak pergi
Tiada seorangpun yang peduli dan empati
Pada nasib orang gila itu yang barang kali
Rasa haus, dan lapar tak makan dari pagi

Sementara itu, jalan raya Ciawi-Sukabumi
Kendaraan kampanye Pilpres dan legislasi
Memuat kemacetan semakin menjadi-jadi
Di tengah banyak kendaraan aku  menepi
Mengampiri orang gila itu lalu aku salami

Aku menyapanya, tapi dia diam membisu
Tapi matanya nanar mendelik kepadaku
Seperti marah karena merasa terganggu
Sesaat kemudian ia duduklah berpangku
Tangan bertopang di dagu menatap aku

Tiada pedulikan suara bising kendaraan
Meskilah hatiku rasa bergidik gemetaran
Aku coba duduk di sisinya sapa perlahan
“Pak, dari pagi di sini, apa sudah makan?”
Dia  hanya gelengkan kepalanya perlahan

Kuambil sebungkus nasi dari dalam tasku
Kutawarkan kepadanya, ia tetap membisu
“Pak, ini nasi rames, silahkanlah dimakan!”
Orang gila itu tetap gelengkan kepalanya
Seraya menjawab, suaranya terbata-bata:

“Nak, te...terimakasih atas perhatiannya
Sungguh, saya sudah tak butuh makan!”
Mendengar jawabannya, aku jadi heran:
“Jika begitu, ini sedikit uang ‘tuk bapak,
Semoga lebih berguna ‘tuk bapak kelak?”

Aku ambil uang seratusribuan dari saku
Kusodor ke tangannya yang terasa kaku
Ba’ sentuh tulang t’rasa dingin membeku
Tiada kulit yang membungkusnya di situ
Tetapi aku jadi bertanya di dalam kalbu:

Orang gila itu menolak uangku, berkata:
“Nak, Bapak sudahlah tak butuh apa-apa
Berikan uang itu tuk keluarga anak saja!
Bapak do’akan semoga anak dan keluarga
Diberi rizqi dari Allah Yang Maha Kuasa!”

Mendengar do’a orang tua itu aku berkata:
“Oya, jikalah demikian terimakasih atas do’a
Bapak kepada saya dan pula keluarga saya!
Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya
Jika ada kata-kata saya tak patut adanya!”

Kemudian aku segera tinggalkan orang itu
Baru selangkah berjalan dari orang tua itu
Orang yang melihatku, bertanya kepadaku:
“Maaf, tadi bapak bicara sendirianlah saja,
Dengan siapa tadi bapak ngobrol, bicara?”

Pertanyaan itu, membuatku heran jadinya
Aku tengok ke ke arah tempat aku bicara
Mengobrol dengan orang tua gila di sana
dan, di sana memang tak ada siapa-siapa
Aku tak habis pikir, dan bertanya-tanya

Siapa sebenarnya, dan kemana orang tua
yang hilang lenyap pun gaiblah begitu saja
Orang yang bertanya gelengkanlah kepala
Sejenak barulah aku temukan jawabannya
Rupanya hanya aku saja yang melihat dia  

Hi,hi, hi, hi, hi, daku jadi tertawa sendiri
Merasa geli dalam hati jikalah menyadari
Aku sendiri orang gilanya di Pasar Ciawi
Duduklah sendiri, dan bicaralah sendiri
Aku kucak mata, ternyata aku bermimpi

—KSP42—
Sabtu, 08 April 2019 – 13:04 WIB
Bumi Pangarakan, Lido – Bogor

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar