Belajar Itu Seni Untuk Mengembangkan
diri
Slamet Priyadi | Jumat, 18/01/2013 |
08:45 WIB
Belajar |
MGMP SENI SMAN 42 - Denmas Priyadi Blog - Jika
anda pernah membaca buku Ma’alim fit
ath-Tharik, tulisan Sayyid Quthb yang terkenal itu, pasti anda pun akan
berdecak kagum. Dalam bukunya beliau memaparkan kepada kita tentang bagaimana kehebatan,
keluarbiasaan prilaku belajar dari para generasi sahabat Nabi Muhammad Rasulullah
SAW. Sehingga dengan kehebatan dan keluarbiasaannya dalam prilaku belajar itu,
mereka generasi pertama Islam mampu melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam
kemajuan peradaban dunia. Dalam bukunya
itu Sayyid Quthb lebit lanjut mengatakan,
“Kehebatan
generasi sahabat bukan semata-mata karena di sana ada Rasulullah, sebab jika
ini jawabannya berarti Islam tidak rahmatan lil’alamin. Kehebatan mereka
terletak pada semangat mereka untuk belajar lalu secara maksimal berupaya
mengamalkannya”.
Nah
jika demikian, ini artinya prilaku proses belajar yang kita lakukan tidak
berhenti hanya pada mempelajari sesuatu saja,
melainkan harus dibarengi pula dengan praktiknya, belajar untuk
mengaplikasikannya. Dengan begitu kita memperoleh jawaban atas adanya fakta
social yang kontradiktif antara pengetahuan yang dimiliki dengan sketsa pikir
dan sikap prilaku dalam keseharian kita.
Dari
generasi pertama Islam, generasi sahabat Rasulullah yang sangat mengedepankan
prilaku belajar itu telah memberikan pandangan kepada kita tentang “learning how to think”, belajar
bagaimana untuk memahami. Mereka sangat haus akan pengetahuan, dan semangat
mereka untuk mempelajari sesuatu dan belajar tentang sesuatu tidak mengenal
kata selesai. Ya, belajar itu sepanjang hayat. Selain itu, mereka juga memberi
contoh teladan kepada kita agar “learning
how to do”, belajar bagaimana untuk melakukan dan mempraktikkan ilmu yang
sudah didapat dalam prilaku belajar dalam keseharian kita secara nyata. Dan,
semuanya itu harus pula dilambari
dengan prilaku religius. Artinya, dari apa pun yang sudah kita pelajari harus
mampu menjadi acuan dalam berpikir, berprilaku dan bersikap dalam keseharian
kita. (transfer of learning)
Referensi
Dwi
Budiyanto. 2009. “Prophetic Learning”. Yogyakarta: Pro-U Media.
Penulis
Slamet
Priyadi