BAB I
P E N D A H U L U A N
A.
Latar
Belakang Masalah
SENIN, 23 APRIL 2012 - DENMAS PRIYADI BLOG - Tidak
kita pungkiri bahwa masih banyak para guru dalam menyampaikan materi pelajaran
di kelas menggunakan model pembelajaran teacher
centered yang menganggap siswa bagaikan kertas putih. Dalam pembelajaran
model ini, Siswa dianggap hanya sebagai obyek semata. Siswa menjadi pasif
karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode ekspositorinya
yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak menarik dan
membosankan karena disajikan dan disampaikan secara verbalistik. Siswa tidak tumbuh
dan berkembang kreatifitasnya, tidak termotivasi untuk belajar dengan
sungguh-sungguh. Padahal pengembangan pengajaran secara seimbang antara belahan
otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.
Mengacu pada permasalahan tersebut di atas, maka penulis menggunakan
pembembelajaran model PAKEM untuk diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran
seni musik di SMA Negeri 42 Jakarta dengan menentukan judul penelitian tindakan
kelas adalah:
”Dengan Pembelajaran Model PAKEM Dapat
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta
Kompetensi Dasar Menggelar Pertunjukan Musik Kelas Tahun Pelajaran 2011/2012”
|
B.
Rumusan
Masalah
“Apakah penggunaan model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan
music kelas di kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta?”
C. Pemecahan Masalah
PP Nomor 19 tahun
2005 mengamanatkan: Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di berikan di sekolah karena keunikan,
kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman
estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi, berapresiasi melalui
pendekatan: “belajar dengan seni”,
“belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Dalam arti,
pendidikan Seni Musik aktifitasnya lebih
fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Oleh karena itu guru
yang merupakan pemegang kunci pembuka pintu perbaikan pendidikan dan
pengajaran di sekolah dituntut memiliki kemampuan yang cukup untuk mengelola
kelas, inovatif dan professional. Guru yang inovatif dan profesional adalah
guru yang manpu mencari solusi dan terus berupaya mencari, menemukan dan
menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses pembelajaran di
kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa, terlebih pada pelajaran seni music.
D.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pelajaran seni musik dengan pembelajaran model PAKEM kompetensi dasar menggelar
pertunjukan music kelas.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pelajaran seni musik dengan pembelajaran model PAKEM.
E.
Manfaat
Penelitian:
1.
Manfaat
Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan yang cukup
tentang keefektifan pembelajaran model
PAKEM dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran seni
musik pokok bahasan menggelar
pertunjukan music kelas.
b. Memiliki pengetahuan yang cukup sebagai
dasar dalam melakukan penelitian dan mengembangkan PTK (Penelitian Tindakan
Kelas) selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa
dalam menggelar pertunjukan seni musik.
2)
Mendidik siswa untuk berpikir kritis, kreatif, tertib,
dan memiliki sikap disiplin dan
bertanggung jawab.
3)
Dengan menggunakan
pembelajaran model PAKEM, siswa
lebih tertarik, lebih cepat memahami
materi pelajaran, dan lebih termotivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran seni musik.
b. Manfaat Bagi Guru
1) Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan
kompetensi diri menuju profesionalisme.
2) Pembelajaran model PAKEM sebagai acuan
guru dalam memberikan dorongan semangat dan motivasi belajar siswa untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar
pertunjukan musik kelas.
c. Manfaat Bagi Sekolah
1) Sebagai bahan kajian dan masukan untuk
peningkatan kualitas sekolah.
2) Mewujudkan misi dan visi sekolah sebagai
Institusi yang selalu berupaya untuk
meningkatkan prestasi akademik.
3) Memperbanyak media pembelajaran yang
kreatif dan inovatif sebagai sarana yang aktif, efisien, dan menyenangkan.
BAB I I
L A N D A S A N T E O R I
A. Motivasi Belajar
Beberapa ahli memberi batasan tentang motivasi belajar yang penulis kutip
dari buku Psikologi Pendidikan halaman 205
tulisan Drs. Wasty Soemanto, M.Pd sebagai berikut:
a. Mc
Donald
Menurut
Mc Donald motivasi adalah suatu “perubahan
tenaga di dalam diri / pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif
dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.” ( Wasty, 2006:203 )
definisi ini berisi tiga hal, yaitu :
Menurut
Mc Donald motivasi adalah suatu “perubahan
tenaga di dalam diri / pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif
dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.” ( Wasty, 2006:203 )
definisi ini berisi tiga hal, yaitu :
1) Motivasi
dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.
1) Motivasi itu ditandai oleh dorongan
afektif.
2)
3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai
tujuan
Dengan demikian motivasi merangsang
seseorang untuk bereaksi atau bertingkah laku, berbuat sesuatu agar dapat
dihargai, atau diakui akan keberadaannya.
b.
Thorndike
Thorndike
terkenal dengan pandangannya yang mengatakan, bahwa belajar adalah suatu proses
” trial
and error” yaitu bahwa belajar itu dimulai dengan adanya beberapa motif
yang mendorong keaktifan. Dengan demikian, untuk mengaktifkan siswa
dalam belajar diperlukan motivasi. Dari hasil eksperimennya beliau menyimpulkan
tiga hukum belajar: 1) Law of readiness, 2) Law of
exercise, 3) Law of effect
Di
antara ketiga hukum belajar tersebut, yang terpenting dalam proses belajar
adalah law of effect. Thorndike
menekankan pentingnya motivasi dalam belajar.
Berkait dengan
hal tersebut, Cronbach menulis
batasan belajar dalam bukunya yang berjudul Educational
Psychology seperti berikut, “Learning
is shown by
change in behavior as result of experience.”
Artinya, belajar ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman".( Cronbach,1954: p.47 )
Dari batasan belajar tersebut dapat di tarik suatu
kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan semangat dalam diri
individu yang diwujudkan dalam perubahan tingkah laku dengan pengalaman dan
pelatihan. Hal ini sejalan dengan definisi belajar dari Slameto ( 1988: 2 ) yang mengemukakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu dengan lingkungannya”.
Abdul Hadis ( 2008: 60 )
Dengan demikian
motivasi belajar, merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan
belajar siswa, dan motivasi belajar merupakan faktor yang pengaruhnya begitu
besar dalam keterlibatan siswa untuk belajar
secara aktif dan kreatif. Sedangkan hasil belajar merupakan ketercapaian
kompetensi belajar yang dinyatakan dengan nilai, karena itu motivasi belajar
yang tinggi akan berbanding lurus dengan nilai mata pelajaran yang tinggi memenuhi
ketuntasan, bahkan melebihi standar yang ditetapkan atau ”Kriteria Ketuntasan Minimal” (KKM), setidaknya motivasi belajar
yang tinggi akan dinyatakan dengan ketercapaian kompetensi dasar pada mata
pelajaran tersebut. Dengan
demikian dasar untuk belajar pada setiap
siswa sudah ada, tinggal gurunyalah yang berupaya keras untuk memberikan
semangat dan motivasi belajar kepada siswa pada mata pelajaran yang diampunya.
B.
Kompetensi
Dasar: ”Menggelar Pertunjukan Musik Kelas”
Pendidikan Seni Musik memiliki
peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan
kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan musikalitas
emosionalnya. Adapun lingkup materi pembelajaran dalam kompetensi dasar menggelar
pertunjukan music kelas adalah meliputi :
a)
Penampilan
music vocal
b)
Penampilan
music instrument
c)
Penampilan
music vocal dan instrument
d)
Penampilan
secara perorangan dan kelompok
C.
Pembelajaran Model Pakem
PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran
yang memiliki paradikma baru dalam konteks sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia oleh karena
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna lulusan serta memiliki suasana
akademik yang besar dalam penyelenggaraannya. PAKEM adalah
singkatan dari “Pembelajaran
yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan”.
1.
Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini
adalah bahwa proses pembelajaran seni musik yang dilakukan guru di kelas harus
dapat menciptakan suasana dimana siswa aktif bertanya, aktif bereksplorasi, dan
berani mengemukakan gagasan dan pendapatnya melalui kreatifitas musiknya secara
bebas. Berkait dengan hal tersebut, menurut Magnesen dalam Dryden bahwa
dalam belajar siswa akan memperoleh 10 %
dari apa yang dibaca, 20 % dari apa
yang didengar, 30 % dari apa yang
dilihat, 50 % dari apa yang dilihat
dan didengar, 70 % dari apa yang
dikatakan,dan 90 % dari apa yang
dikatakan dan dilakukan.(Dryden, 2000: 100)
2.
Kreatif
Kreatif artinya memiliki daya
cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman,
1996: 9) dalam (Sri Gianti, 2009: 6).
Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran seni musik sudah barang tentu akan
membentuk siswa menjadi kreatif, memiliki inisiatif yang tinggi, artinya siswa
yang mampu menjadikan generasi kreatif yang menghasilkan karya besar yang berguna
bagi dirinya sendiri dan juga buat orang lain. Menurut Semiawan
daya kreatif tumbuh dalam diri setiap individu dan merupakan pengalaman yang
paling mendalam dan unik bagi seseorang (Syaifurrahman,2009:6).
Suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam mengemukakan gagasan dan ide-idenya tanpa harus memiliki perasaan takut
atau disalahkan oleh guru yang bersangkutan. Suasana pembelajaran yang kondusif,
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan seperti itulah yang dimaksudkan dalam pembelajaran
model PAKEM.
3.
Efektif
Terciptanya pembelajaran yang efektif akan muncul karena pembelajaran
yang dilaksanakan dapat menumbuhkembangkan daya kreatifitas siswa sehingga
dapat memberi bekal kepada siswa dengan berbagai kemampuan. Artinya, siswa
dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya sehingga
menghasilkan kemampuan yang beragam. Pembelajaran yang efektif hanya bisa
didapat dengan prilaku atau tindakan
nyata (learning by doing) baik
dari guru maupun siswa. Di sinilah peran penting dari seorang guru sebagai
pemegang kunci keberhasilan siswa. Bagaimana caranya agar Ia mampu membuat
scenario pembelajaran di kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan baik sebagaimana
tersebut di atas.
4.
Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan
adalah suatu kondisi pembelajaran yang didisain sedemikian rupa oleh guru
sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas, di mana siswa dan guru
berinteraksi secara akrab, sehingga siswa bisa berkonsentrasi penuh dan pusat
perhatiannya terfokus pada belajar. Berdasar hasil penelitian, tingginya
perhatiandan motivasi belajar siswa terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. (
Purnama,M.pd, 2009: 7 )
Berdasarkan paparan uraian tersebut, dapat
dideskripsikan bahwa PAKEM, “Pembelajaran
yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan” adalah suatu proses
pembelajaran di mana siswa dan guru terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam kata lain, guru turut serta berperan aktif untuk membangkitkan semangat dan
motivasi siswa dalam belajar dengan menggunakan berbagai strategi, metode, media,
dan model pembelajaran.
BAB III
M E T O D E P E N E L I T I A N
A.
Setting
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas ( PTK ) yang penulis lakukan di SMA Negeri 42 Jakarta, Halim
Perdanakusuma Jakarta Timur, pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012.
Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas X 4 yang jumlah siswanya sebanyak 40 orang,
terdiri siswa laki-laki sebanyak 21 orang dan siswa wanita sebanyak 19
orang. Alasan penulis memilih sampel kelas
X 4 sebagai subyek penelitian didasarkan kepada motivasi belajar mereka terhadap mata pelajaran seni musik
relatif rendah, selain itu rata-rata hasil belajar mata pelajaran seni musik
juga rendah dibandingkan dengan kelas X lainnya, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM). Adapun
nilai KKM mata pelajaran seni musik adalah 75.
Penelitian dilakukan dalam dua
siklus, siklus I tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dilakukan pada minggu ke 2 bulan
Maret (Senin, 05 Maret 2012). Pertemuan 2 dilakukan pada minggu ke 3 (Senin, 12
Maret 2012). Pertemuan ke 3 dilakukan pada minggu ke 4 (Senin 19 Maret 2012). Sedangkan siklus II pertemuan 1 dilakukan
bulan Maret minggu ke 4 (Senin, 26 Maret 2012). Pertemuan ke 2
dilakukan bulan April pada minggu ke 1 (Senin, 02 April 2012), dan
pertemuan 3 dilakukan pada minggu ke 3
(Senin, 09 April 2012).
B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas
Penelitian tindakan
kelas ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin yang
pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk “Siklus” terdiri
atas empat komponen,
yaitu :
1)
perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan, 4)
refleksi.
Adapun
tindakan yang dilakukan pada setiap komponen dalam siklus tersebut adalah
sebagaimana tertera dalam tabel berikut :
SIKLUS
I
1.Perencanaan
|
2.Tindakan
|
3.Pengamatan
|
4.Refleksi
|
a.Menetapkan
skenario pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP.
a.
b.Menyusun format lembar angket dan kuisioner siswa
yang berupa:
b.
1) Format kegiatan
observasi yang diisi oleh penulis selaku observer.
2) Membuat jurnal harian atau catatan di lapangan untuk mengetahui respon
siswa, sikap, minat dan prilaku di kelas, dan dicatat dalam jurnal tersebut.
4.Menyiapkan
soal-soal untuk pretes dan postes pada siklus I dan siklus II.
5.Daftar hadir
siswa, daftar nilai pretes dan postes.
|
a.Melaksanakan program pembelajaran
tatap muka sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Melakukan
pretes dengan menyertakan soal-soal seni musik sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
1.Memberikan
kuisioner, lembar angket kepada setiap
siswa.
2.Melaksanakan postes pada pertemuan ke
tiga siklus I, dan pertemuan ke tiga pada siklus II .
|
a. Pengamat
atau observer adalah penulis sendiri
yang melakukan pengamatan sesuai dengan format pengamatan yang telah
disiapkan,dan mencatat hal-hal yang penting dalam jurnal harian pada saat
pembelajaran.
b. Mencatat
semua perubahan sikap belajar siswa yang terjadi akibat tindakan yang
dilakukan guru dalam menggunakan pembelajaran model PAKEM.
c.Menilai hasil
tindakan dengan menggunakan format Penilaian
|
a.Melakukan
evaluasi materi sajian
pembelajaran seni musik.
b. Melakukan pertemuan
tatap muka untuk evaluasi belajar (postes).
e. Evaluasi tindakan untuk mencari
dan menemukan keunggulan, kekurangan dan kelemahan pada kegiatan
siklus I
d.Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil
evaluasi tindakan dan hasil belajar, untuk digunakan menyusun tahapan siklus
berikutnya.
|
SIKLUS II
1.Perencanaan
|
2.Tindakan
|
3.Pengamatan
|
4.Refleksi
|
1.Mengidentifikasi
kelemahan dan kekurangan pada siklus I sebagai dasar untuk tindakan perbaikan
siklus II.
Kelemahan :
• Penjelasan materi pelajaran terlalu cepat.
• Kurangnya
alat bantu pelajaran seperti keyboard, gitar, dll.
2.Menetapkan
materi pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Seni Musik (RPP) siklus
II.
5.Menyiapkan
format evaluasi dan observasi.
|
1.Pelaksanaan
program tindakan siklusII.
2.Peningkatan,
penyempurnaan model / metode
pembelajaran seni musik pada siklus II.
Penyempurnaan :
• Penjelasan materi pelajaran lebih dipertegas, lebih terurai, lebih nyata
dengan contoh-contoh alat peraga. • Mempertegas kata-kata (artikulasi) dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
3.Melakukan postes evaluasi hasil pelajaran seni musik.
|
1.Pengumpulan
data tindakan siklus II.
2.Menetapkan
jenis data yang akan diamati pada pelaksanaan siklus II.
3.Merekam semua
peristiwa atau kejadian yang memperlihatkan adanya perubahan / perbaikan
dalam pelaksanaan di siklus II.
4.Observasi
atau pengamatan serta mencatat kegiatan harian melalui jurnal harian
|
1.Evaluasi
tindakan siklus II dengan
melakukan
analisis / evaluasi secara cermat apa kekurangan dan kelemahan dari
pelaksanaan siklus II berdasar dari data yang dikumpulkan.
|
BAB IV
HASIL PENELITIN DAN
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi dan
Pembahasan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Pada komponen perencanaan ini penulis
melakukan langkah-langkah persiapan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan membuat scenario pembelajaran
dan lembar angket, lembar kuisioner, dan lain-lain, seperti:
a.
Mempersiapkan
silabus mata pelajaran seni musik semester dua
b. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) seni musik untuk siklus I dan siklus II ( 6 x pertemuan ) kompetensi
dasar, ”Menggelar Pertunjukan Musik
Kelas.”
c. Menyusun
format lembar angket dan kuisioner siswa berupa:
1)
Format
kuisioner pendapat siswa tentang penyajian guru dalam menyampaikan materi
pelajaran seni music.
2)
Format
kegiatan observasi
yang diisi oleh penulis selaku
observer.
3)
Format
jurnal harian atau catatan
di lapangan untuk mengetahui
respon siswa,
sikap, minat dan
prilaku siswa
di kelas, kemudian
dicatat dalam
jurnal tersebut.
d.
Menyusun
soal-soal untuk pretes
dan postes pada siklus I dan siklus II.
c.
Menyiapkan daftar hadir siswa, daftar nilai pretes dan postes untuk siklus I dan siklus
II.
d.
Menentukan media, bahan dan materi pembelajaran berkait
dengan pokok bahasan yang diberikan yaitu pertunjukan musik kelas berupa instrumen
musik seperti gitar, pianika, orgen, power point, contoh-contoh lagu yang akan
digelar dalam pertunjukan musik kelas, dll.
e.
Membentuk lima
kelompok musik vokal dan instrumental untuk pertunjukan musik kelas.
2.
Pelaksanaann
Tindakan
a. Keterlaksanaan
Aktifitas tindakan kelas yang dilakukan
pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan tatap muka. Setiap tatap
muka focus penekanan penyampaian materi pembelajaran adalah pada bagaimana agar
masing-masing siswa dalam kelompoknya, secara teknis teoritis mampu menyanyikan
lagu-lagu dengan baik dalam kelas. Aktifitas pembelajaran diberikan dengan
menggunakan pembelajaran model PAKEM yaitu proses pembelajaran yang
dikondisikan dalam suasana yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
b. Pembahasan
Pada pertemuan tatap muka pertama yang dilaksanakan sesuai
jadwal mengajar Senin, 5 Maret 2012,di awal pembelajaran penulis menjelasan secara
teoritis tentang pertunjukan music kelas dengan segala sesuatu yang harus
dipersiapkan dalam pertunjukan music kelas, seperti membentuk lima kelompok
music vocal maupun instrumental.
Pada kegiatan inti, penulis
menyampaikan materi pelajaran tentang teknik vocal pernapasan perut dan dada dalam
menyanyi. Selanjutnya memberi tugas kepada siswa untuk membentuk 5 kelompok
vocal sebagai persiapan menggelar pertunjukan music kelas. Pada akhir pembelajaran
penulis memberikan lembar kuisioner yang berisi sepuluh item pernyatan, dan
pertanyaan yang berkait dengan penyajian
penulis dalam menyampaikan materi pembelajaran seni music di kelas. Hal ini penulis lakukan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan penulis dalam penyampaian materi pelajaran seni music.
Berikut adalah tabel
data hasil kuisioner yang penulis dapat dari jawaban siswa berkait dengan
penyajian pembelajaran seni music sebelum menggunakan pembelajaran model PAKEM.
Lampiran B 1
DATA KUISIONER SIKLUS I
Keterangan :
S = Setuju, SS = Sangat
setuju, TS = Tidak
setuju, STS = Sangat tidak setuju
NO
|
PERNYATAAN
|
JAWABAN
|
|||
S
|
SS
|
TS
|
STS
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Saya menyukai pelajaran seni musik.
Pelajaran
seni musik harus disajikan dalam suasana pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
Materi
pelajaran seni musik yang disampaikan guru tidak menarik karena terlalu
verbalistik.
Penyajian
guru dalam menyampaikan materi pelajaran seni musik cukup menarik dan
menyenangkan.
Guru
menggunakan media pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar, keyboard.
Penyampaian
materi pembelajaran seni musik yang disampaikan guru jelas dan mudah dicerna.
Guru
tampak siap dalam menyajikan materi pembelajaran seni musik.
Guru
tidak siap dalam menyajikan materi pembelajaran seni musik.
Tugas-tugas
seni musik yang diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan.
Guru
harus meningkatkan kualitas mengajarnya.
|
30
20
10
15
19
25
5
15
40
|
8
40
10
10
5
5
10
10
8
|
2
10
20
20
16
5
25
17
|
|
Dari pernyataan
poin 1. Saya menyukai pelajaran seni music diperoleh
30 = 75% siswa
setuju, 8 = 20% siswa sangat
setuju, dan hanya
2 = 5% tidak
setuju. Untuk pernyataan
poin ke 2. Pelajaran seni musik harus disajikan dalam suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, diperoleh 40 = 100% siswa menyetujui
semua. Selanjutnya pada pernyataan poin ke 3. Materi pelajaran seni musik yang disampaikan guru tidak menarik karena
terlalu verbalistik, diperoleh 20 = 50% siswa setuju, dan 10 = 25% siswa
sangat setuju, 10 = 25% saja yang menyatakan tidak setuju.
Pada pernyataan poin
ke 5 yang
berkait dengan alat
peraga, guru
menggunakan media pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar, keyboard,power
point, diperoleh 10 = 25% siswa setuju, 10 = 25% siswa sangat setuju, dan 20
= 50% siswa tidak setuju. Untuk pernyataan poin 9, Tugas-tugas
seni musik yang diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan. Diperoleh
15 = 30% siswa setuju, 8 = 20% siswa sangat setuju, dan 17 = 42,50% siswa tidak
setuju, sedangkan pada pernyataan poin 10, Guru
harus meningkatkan kualitas mengajarnya. Diperoleh 40 = 100% siswa.
Dari data
kuisioner tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa guru dalam menyampaikan
pembelajaran masih bersifat verbalistik dan masih banyak yang harus diperbaiki,
terutama dalam penggunaan metode belajar, peragaan penggunaan media
pembelajaran.
Bagi penulis ini
merupakan masukan yang sangat berarti, dan selanjutnya penggunaan pembelajaran
model Pakem adalah alternatif solusi terbaik untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas pada
siswa kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta.
Selanjutnya, pada
pertemuan tatap muka ke 2 Senin, 12 Maret 2012, penulis berupaya memperbaiki
kelemahan dan kekurangan penyajian proses pembelajaran seni musik yaitu dengan
mengacu pada inti pembelajaran model PAKEM, aktif, kreatif, efektif dan dalam
suasana yang menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran seni musik
kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas. Di akhir proses pempembelajaran,
15 menit sebelum bel pulang berbunyi, penulis memberikan kuisioner yang sama
seperti di pertemuan tatap muka ke 1. Tabel berikut adalah data hasil kuisioner
yang penulis peroleh:
Lampiran B 2
DATA
KUISIONER SIKLUS I
Keterangan :
S = Setuju, SS =
Sangat setuju, TS = Tidak
setuju, STS = Sangat tidak setuju
NO
|
PERNYATAAN
|
JAWABAN
|
|||
S
|
SS
|
TS
|
STS
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Saya menyukai pelajaran seni musik.
Pelajaran
seni musik harus disajikan dalam suasana pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
Materi
pelajaran seni musik yang disampaikan guru tidak menarik karena terlalu
verbalistik.
Penyajian
guru dalam menyampaikan materi pelajaran seni musik cukup menarik dan
menyenangkan.
Guru
menggunakan media pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar, keyboard.
Penyampaian
materi pembelajaran seni musik yang disampaikan guru jelas dan mudah dicerna.
Guru
tampak siap dalam menyajikan materi pembelajaran seni musik.
Guru
tidak siap dalam menyajikan materi pembelajaran seni musik.
Tugas-tugas
seni musik yang diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan.
Guru
harus meningkatkan kualitas mengajarnya.
|
30
10
15
25
20
25
5
10
40
|
9
40
5
15
10
10
12
3
2
|
1
25
10
5
10
3
32
28
|
|
Dari
pernyataan poin 1. Saya
menyukai pelajaran seni music diperoleh
30 = 75%
siswa setuju, 9 = 22,5%
siswa sangat setuju, meningkat 2,5% dan
hanya 1 = 2,5% siswa yang menjawab tidak setuju.
Untuk pernyataan
poin ke 2. Pelajaran seni musik harus disajikan dalam suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, diperoleh 40 = 100% siswa
menyetujui semua.
Selanjutnya pada
pernyataan poin ke 3. Materi pelajaran
seni musik yang disampaikan guru tidak menarik karena terlalu verbalistik, tadinya
diperoleh 20 = 50% siswa setuju, menurun menjadi 10 = 25% siswa, dan 10 = 25% yang
sebelumnya siswa sangat setuju, turun menjadi 5 = 13,5% siswa.sedangkan yang menjawab tidak setuju
meningkat dari 10 = 25% meningkat menjadi 25 = 57%
Pada pernyataan
poin ke 5 yang berkait
dengan alat peraga,
guru menggunakan media
pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar, keyboard,power point, sebelumnya diperoleh
10 = 25% meningkat menjadi 25 = 57,5% siswa setuju, 10 = 25% siswa sangat
setuju tetap, dan 20 = 50% siswa yang tadinya tidak setuju turun menjadi 5 =
12,5%.
Untuk pernyataan poin 9, Tugas-tugas
seni musik yang diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan. Yang
tadinya diperoleh 15 = 30% siswa setuju, turun menjadi 10 = 25% dan siswa yang
tadinya 8 = 20% menjawab sangat setuju, turun
menjadi 2 = 5%, dan yang tadinya menjawab tidak setuju meningkat dari 17 =
42,50% menjadi 28 = 70%. Sedangkan pada pernyataan poin 10, Guru harus meningkatkan kualitas
mengajarnya. Tidak mengalami perubahan, tetap diperoleh 40 = 100% siswa.
Dari data
kuisioner tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa terjadi peningkatan motivasi
belajar yang cukup berarti pada diri siswa oleh karena guru dalam menyajikan
pembelajaran seni musik menggunakan pembelajaran model PAKEM.
@ Pembelajaran model PAKEM sebagai acuan guru dalam memberikan dorongan semangat dan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas.
BalasHapus