Kamis, 04
Juli 2013 20:15 wib - Marieska
Harya Virdhani - Okezon
(Foto:
Marieska Harya/Okezone)
DEPOK - Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
(FIB) Universitas Indonesia (UI) menjadi tempat Seminar Budaya dan Pagelaran
Tari Ayodya Pala untuk menandai ulang tahun Ayodya Pala ke-33 tahun. Pagelaran
yang bertemakan "Dengan Seni Menjangkau Dunia" ini, digelar di Gedung
IX FIB UI.
Ketua pelaksana HUT ke-33 Ayodya Pala, Denta Mandra Pradipta B menjelaskan tentang penyelenggaraan diskusi budaya dan juga pagelaran seni tari guna memperkenalkan "Srikandi Ayodya Pala" yang senantiasa menjadi kader-kader yang cinta Budaya dan siap menjadi duta di masyarakat.
Sementara Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad ikut menghadiri seminar yang hadiri oleh lebih dari 200 peserta.
"Seminar ini menghadirkan pakar-pakar dari seni kebudayaan dan mereka juga bertekad untuk melakukan perubahan seni kebudayaannya di daerah Depok khususnya. Ayodya Pala merupakan sanggar seni di dalam negeri yang mendapatkan peringkat satu di Vietnam," ungkapnya dalam sambutannya, Kamis (4/7/2013).
Idris menilai seminar budaya memiliki nilai yang stategis, karena lewat budaya hubungan internasional antar negara dapat dipererat.
"Tuhan menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, wajah dengan seindah-indahnya, serta kemampuan berpikir. Semoga dengan adanya seminar Budaya dan Pagelaran Tari Ayodya Pala ini dapat dijadikan motivasi untuk masyarakat Indonesia dengan pembaruan melalui seni budaya Indonesia," ujarnya.
Sementara itu Dosen Antropologi Tari Program Studi Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Maria Darmaningsih mengatakan, dalam kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menambah 1 jam 35 menit anak didik untuk berada di sekolah. Hal itu bisa dilakukan salah satunya dengan menghidupkan lagi budaya menari di dalam kelas.
"Menari di dalam kelas bertujuan untuk membuat suasana kelas menjadi hidup, menghilangkan rasa penat dan bosan. Sehingga para anak didik setelah menari dua sampai tiga menit akan mendapatkan semangat baru," ujar Maria.
Maria menambahkan dalam gerakan tari mencerminkan beberapa nilai dalam kehidupan. Seperti gerakan Mendhak dan gerakan Sembahan.
"Gerakan Mendhak merupakan ungkapan kedekatan kita manusia dengan ibu bumi, hampir semua tarian di Indonesia senantiasa dalam posisi mendhak atau merendah. Sementara gerakan Sembahan merupakan ungkapan rasa menghargai antarsesama dan hormat ke alam semesta. Sembahan seringkali digunakan di awal dan di akhir tarian," tutup Maria. (ade)
Ketua pelaksana HUT ke-33 Ayodya Pala, Denta Mandra Pradipta B menjelaskan tentang penyelenggaraan diskusi budaya dan juga pagelaran seni tari guna memperkenalkan "Srikandi Ayodya Pala" yang senantiasa menjadi kader-kader yang cinta Budaya dan siap menjadi duta di masyarakat.
Sementara Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad ikut menghadiri seminar yang hadiri oleh lebih dari 200 peserta.
"Seminar ini menghadirkan pakar-pakar dari seni kebudayaan dan mereka juga bertekad untuk melakukan perubahan seni kebudayaannya di daerah Depok khususnya. Ayodya Pala merupakan sanggar seni di dalam negeri yang mendapatkan peringkat satu di Vietnam," ungkapnya dalam sambutannya, Kamis (4/7/2013).
Idris menilai seminar budaya memiliki nilai yang stategis, karena lewat budaya hubungan internasional antar negara dapat dipererat.
"Tuhan menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, wajah dengan seindah-indahnya, serta kemampuan berpikir. Semoga dengan adanya seminar Budaya dan Pagelaran Tari Ayodya Pala ini dapat dijadikan motivasi untuk masyarakat Indonesia dengan pembaruan melalui seni budaya Indonesia," ujarnya.
Sementara itu Dosen Antropologi Tari Program Studi Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Maria Darmaningsih mengatakan, dalam kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menambah 1 jam 35 menit anak didik untuk berada di sekolah. Hal itu bisa dilakukan salah satunya dengan menghidupkan lagi budaya menari di dalam kelas.
"Menari di dalam kelas bertujuan untuk membuat suasana kelas menjadi hidup, menghilangkan rasa penat dan bosan. Sehingga para anak didik setelah menari dua sampai tiga menit akan mendapatkan semangat baru," ujar Maria.
Maria menambahkan dalam gerakan tari mencerminkan beberapa nilai dalam kehidupan. Seperti gerakan Mendhak dan gerakan Sembahan.
"Gerakan Mendhak merupakan ungkapan kedekatan kita manusia dengan ibu bumi, hampir semua tarian di Indonesia senantiasa dalam posisi mendhak atau merendah. Sementara gerakan Sembahan merupakan ungkapan rasa menghargai antarsesama dan hormat ke alam semesta. Sembahan seringkali digunakan di awal dan di akhir tarian," tutup Maria. (ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar