Blog Ki Slamet 42: Atma Kembara
Jumat, 19 Juli 2019 - 06:57 WIB
Jumat, 19 Juli 2019 - 06:57 WIB
Karya Ki Slamet 42
“Aku mau jadi
istrimu dan ikut ke negerimu
Tapi bagaimanakah
dengan kedua anakku?
Mereka belumlah
bisa terbang seperti kita
Bagaimana jika
kita menundanya dahulu?”
Demikian jawab Tinggalanak pada
Emprit
Seraya loloh kedua anaknya yang
mencicit
Respon Tinggalanak membuat dahi
Emprit
Berkernyit seraya berkata sedikit
berlimit:
“Baiklah, jika demikian
aku akan menunggu
Sampailah kedua
anak-anakmu itu mampu
Dan, kuat untuk
terbang jauh sepertimu
Tapi, selama
dalam penantian itu, aku...?”
Emprit Jawa tak lanjutkan
kata-katanya,
Tinggalanak paham maksud Emprit Jawa
Maka ia berkata seraya kerdipkan
mata:
“Kau, temani kami
di sini bersama-sama!”
“Baiklah
Tinggalanak, aku setuju saranmu
Dan, sekarang
juga aku akan pergi dahulu
Carilah makanan
secukupnya untuk kita!”
Emprit pun terbang meninggalkan mereka
Singkat cerita, setahun berlalu tak
terasa
Kedua anak Tinggalanak kini t‘lah
remaja
Nampaklah tampan dan gagahlah
perkasa
Bulu-bulu di sayapnya kemilau
bercahaya
Mereka terbang berputar-putar
cekatan
Pindah dari pohon satu ke pohon
lainnya
Mereka seperti sudah siap ‘tuk
kembara
Terbang seberangi samudra lintas
benua
Sementara Tinggalanak dan Emprit
Jawa
Perhatikan sepak terjang kedua
anaknya
Dengan perasaan bahagia dan suka
cita
Saat kedua anaknya menghampiri
dirinya
Tinggalanak bertanya kepada
keduanya:
“Anakku, kalian
sudah besar dan dewasa
Power terbang kalian amat mempesona!
Sungguh, ibu sangat
kagum melihatnya!”
Sang induk, Tinggalanak terdiam
sejenak
Lalu lanjutkan pesannya pada sang
anak:
“Anakku, hari
ini paman kalian akan ajak
Kita kembara, harap
kalian tak mengelak
Kita merantau
ke negeri seberang sana
Ke Jawadwipa di
kepulauan Nusantara
Suatu negeri
yang aman, damai, sentosa
Apa kalian mau
ikut bersama ibu kesana?”
“Wow! Tentu
saja ibu, ananda berdua mau
Pergi kembara
ke negeri Jawa nan kemilau
Yang menurutlah
teman ananda di rantau
Jawadwipa
negeri terindah dan memukau
Keindahan
alamnya sangatlah mempesona
Bangsa manusia,
serta burung-burungnya
Pun seperti
kita, amat ramah perangainya
Penuh persahabatan
terhadap sesamanya
Kapankah kita
berangkat ke sananya, ibu?
Terus terang, ananda
tak sabar menunggu
Saat tibanya hari-hari
keberangkatan itu!”
Begitu jawab kedua anaknya
tersipu-sipu
Saat Mentari kan terbenam dijelang
senja
Emprit sampailah di tempat tinggal
mereka
Yang langsunglah disapa dengan suka
cita
Oleh Tinggalanak dan kedua
anak-anaknya
Bersambung
—KSP 42—
Kamis, 18 Juli
2019 – 16:00 WIB
Bumi
Pangarakan, Lido – Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar