Kamis, 30 April 2015

Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara (2 Mei 1889-26April 1959) By Slamet Priyadi 42

Denmas Priyadi - Jumat,, 01 Mei 2013 - 04:56 WIB

Ki Hajar Dewantara (2 Mei 1889-26 April 1959)
SETIAP tahun pada tanggal 2 Mei, Institusi Pendidikan, khususnya di jajaran Kemendiknas secara nasional memperingati “Hari Pendidikan Nasional”. Pertanyaannya adalah mengapa peringatan Hari Pendidikan Nasional itu diperingati pada 2 Mei?  Jawabannya tentu kita sudah tahu. Akan tetapi mungkin saja di antara kita banyak yang sudah lupa atau bahkan mungkin tidak tahu dan tidak mengenalnya siapa sosok Ki Hajar Dewantara.

Nah, melalui tulisan inilah saya berupaya untuk membangkitkan kembali ranah kognitif kita memunculkan kembali ingatan kita pada sosok Ki Hajar Dewantara yang fenomenal itu. Tentu saja dalam rangka menghormati, mengenang jasa, dan meneladani sepak terjang serta perjuangan beliau yang begitu keras bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya dalam dunia Pendidikan Nasional kita.

Menurut sejarahnya, Ki Hajar Dewantara dilahirkan di kota budaya yang dikenal juga dengan sebutan kota pelajar, Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Ayahnya adalah seorang Pangeran bernama “Pangeran Suryaningrat” putra Paku Alam ke-4 dari Yogyakarta.  

Selepas lulus sekolah dasar Belanda “ELS” ( Europesche Largere School ), beliau melanjutkan ke Sekolah Guru juga ke STOVIA. Akan tetapi di sekolah ini Ki Hajar Dewantara tidak bisa menyelasaikan studinya sampai selesai karena bea siswa yang diperolehnya dihentikan alias dicabut karena gagal dalam mengikuti ujian kenaikan tingkat.

Pelajaran yang bisa kita peroleh dari keteladanan beliau adalah pada sikap tegar tak kenal putus asa, meskipun beliau gagal dalam ujian, dan oleh karena itu pula bea siswanya  sampai dicabut atau dihentikan, beliau sama sekali tidak kecewa, tidak putus asa bahkan tetap tegar menghadapinya. Hal ini dibuktikannya dengan aktif dalam kegiatan menulis yang lebih intens dalam organisasi pergerakan pemuda yang sebelumnya memang sudah digelutinya.

Beberapa tulisan beliau banyak menjadi pembicaraan dalam mesyarakat, bahkan dua buah tulisannya yang berisi kritikan terhadap pemerintah Kolonial belanda mendapat perhatian khusus. Kedua tulisan itu diberi judul, “Als Ik Een NederlanderWas” (Seandainya Aku Seorang Belanda), dan “Een Voor Allen maar Ook Allen voor Een” (Satu untuk Semua, Namun Semua untuk Satu Jagad). 

Selain aktif menulis dan bekerja di sebuah Apotek Rathkamp, Yogyakarta, Ki Hajar Dewantara pun aktif dalam berorganisasi. Beliau masuk organisasi “Boedi Oetomo” berada dalam divisi propaganda. Bersama-sama dengan Danudirja, Setyabudi, dan Cipto Mangunkusumo  mendirikan “IP” (Indische Partij di Bandung.

Terlalu keras dan dianggap banyak menyulitkan pemerintah kolonial Belanda, ketiganya pun ditangkap dan diasingkan ke Negeri Belanda selama 6 tahun. Akan tetapi yang namanya Ki Hajar Dewantara memang memiliki sikap ketegaran yang luar biasa. Ia pantang menyerah dan terus berjuang keras membangun jiwa, membangun karakter bangsa. Di Negeri Belanda ini beliau memanfaatkan waktu luangnya dengan mengasah terus wawasan inteletualnya dengan belajar ilmu pendidikan sampai akhirnya memperoleh “Akta Guru Eopa” (Euroopeesche Akte).

Selepas pulang dari pengasingan selama 6 tahun dan memperoleh Akta Guru Eropa, Ki Hajar Dewantara mendarmabaktikan keilmuannya menjadi Guru di sekolah yang didirikan oleh sahabatnya Soeryopranoto. Di sekolah ini ia tetap berjuang keras untuk membangun jiwa, membangun karakter bangsa dengan berbagai pandangan-pandangan hidup dan pemikiran-pemikirannya yang berkait dengan karakter bangsa. Sampai pada akhirnya beliau Ki Hajar Dewantara mendirikan “Perguruan Nasiona Tamansiswa” (Onderwijs Institut Tamansiswa) pada tanggal 3 Juli 1922.

Karena ketokohannya dalam dunia pendidikan menjadikan beliau, Ki Hajar Dewantara dipercaya dan ditunjuk menjadi salah satu anggota PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) di era penjajahan Jepang. Beliau juga dipercaya terpilih sebagai Menteri Pengajaran Kabinet Pertama Republik Indonesia pada tanggal 2 September 1945. Beliau, Ki Hajar Dewantara terus berkiprah, berjuang tak kenal lelah dan putus asa, membangun jiwa, membangun karakter bangsa lewat pendidikan hingga pada akhir hayatnya.

Ajaran Ki Hajar Dewantara yang sampai sekarang tetap terpatri di setiap jiwa para pemimpin dan terutama para guru adalah:

1.    Ing Ngarso Sung Tulodo” (di depan menjadi teladan),
Artinya bahwa seorang pemimpin haruslah mempuanyai sikap dan prilaku yang baik dan menjadi contoh suri tauladan bagi masyarakat.

2.    Ing Madyo Mangun Karso” (di tengah membangun dan membangkitkan karsa),
Artinya bahwa seorang peminpin ketika berada di tengah-tengah masyarakat haruslah dapat menciptakan peluang-peluang agar masyarakat dapat berkarya dengan baik.

3.    Tut wuri Handayani” (di belakang memberi dorongan semangat dan motivasi)
Artinya bahwa seorang pemimpin ketika berada di belakang haruslah menjadi pendorong semangat, menjadi motivator bagi masyarakat.

Beliau, Ki Hajar Dewantara, wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di Pemakaman Wijayabrata, Yogyakarta. Oleh karena jasanya yang begitu besar terhadap bangsa dan negara Pemerintah Republik Indonesia menganugerahi beliau sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional tahun 1959. Dan, hari lahirnya pun diperingati sebagai “HARI PENDIDIKAN NASIONAL”.

Sebagai hormat dan sumbangsih penulis pada keteladan sikap, sepak terjang, dan perjuangan beliau serta untuk mengenang dan mengabadikan jasa-jasa beliau, penulis menciptakan satu lagu yang penulis beri judul “Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara”.

Bapak Pendidikan Nasional
“Ki Hajar Dewantara”
Ciptaan: Slamet Priyadi

Bapak Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara
Berjuang keras membangun jiwa
Membangun karakter bangsa

Bapak Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara
Ajarannya menjadi teladan
Bagi kita semua

Reffrein:

Ing ngarso sung tulodo
Di depan menjadi teladan
Ing madyo mangun karso
Di tengah membangun karsa
Tut wuri handayani
Di belakang memberi
Dorongan s’mangat dan motivasi


Penulis:
Slamet Priyadi, Pangarakan – Bogor

B a p a k  P e n d i d i k a n  N a s i o n a l
Ki Hajar Dewantara ( 2 Mei 1989 - 26 April 1959 )
Karya: Drs. Slamet Priyadi

E = do                                                                                                        Cipt: Drs. Slamet Priyadi
4/4 Moderato                                                             
             ___       __         __                  ___
1 | 6   4     3  2 3 4 | 5 3  2 1  5 |  6 6    7   1    2| 5  .  0
                                                                               
        Bapak pendidikan   nasional Ki  Hajar Dewantara
                     ___          __           ____          ____             ___
        5 |  5  4     3  2    3  4 | 5  3       2 1    1       5 | 6     6   7   1    3  |   2  .  0
                                                                                                    
         Berjuang keras membangun jiwa membangun karakter bangsa

             ___       __         __                  ___
1 | 6   4     3  2 3 4 | 5 3  2 1  5 |  6 6    7   1    2| 5  .  0
                                                                               
Bapak pendidikan   nasional Ki  Hajar Dewantara
        ___                __         __                          __
        5| 5 4    3     2      3  4| 5  2  3  1   5| 6  1 7  3  2 |1  .  0
                                                                                    
        A-jarannya  men-ja  - di teladan bagi kita semua
      REFF REIN :
                                ___                                        __             ___         __
  1    7  | 6    5      3 1 |5  .  .  4  3 | 2    2     3  4  3  4| 5  .  0
Ing ngarso sung tulodo       di depan menjadi  teladan
                              ___                                            __             ____       
 1    7  |  6    5    3     1 | 5  .  . 4  3| 2      3       4   6       4| 5  .  0
                       Ing madyo mangun karso     di tengah membangun karsa
                         __                                                ___
 1   7 | 6   5    3 1|5  .  .  4  3|2  4       6       4|5  .  0
                       Tut wuri handayani       di belakang memberi
  __              ____         ____    __
4   3 | 2      2      3       4       3  4 7|1  .   0   ||
                                                      
                      Dorongan  smangat  dan  motivasi

Penulis:
Slamet Priyadi di Kp. Pangarakan - Bogor