Minggu, 22 April 2012

Dengan Pembelajaran Model PAKEM Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta Tahun Pelajaran 2011 / 2012





BAB I  
P E N D A H U L U A N

A.       Latar Belakang Masalah
SENIN, 23 APRIL 2012 - DENMAS PRIYADI BLOG - Tidak kita pungkiri bahwa masih banyak para guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran teacher centered yang menganggap siswa bagaikan kertas putih. Dalam pembelajaran model ini, Siswa dianggap hanya sebagai obyek semata. Siswa menjadi pasif karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode ekspositorinya yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak menarik dan membosankan karena disajikan dan disampaikan secara verbalistik. Siswa tidak tumbuh dan berkembang kreatifitasnya, tidak termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Padahal pengembangan pengajaran secara seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.
Mengacu pada permasalahan tersebut di atas, maka penulis menggunakan pembembelajaran model PAKEM untuk diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran seni musik di SMA Negeri 42 Jakarta dengan menentukan judul penelitian tindakan kelas adalah:


Dengan Pembelajaran Model PAKEM Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta Kompetensi Dasar Menggelar Pertunjukan Musik Kelas Tahun Pelajaran 2011/2012”



B.        Rumusan Masalah
“Apakah penggunaan model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan music kelas di kelas X 4  SMA Negeri 42  Jakarta?”

C.       Pemecahan Masalah
PP Nomor 19 tahun 2005 mengamanatkan: Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap kebutuhan  perkembangan  peserta  didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk  kegiatan  berekspresi, berkreasi, berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”  Dalam arti, pendidikan Seni Musik aktifitasnya  lebih fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Oleh karena itu guru  yang merupakan pemegang kunci pembuka pintu perbaikan pendidikan dan pengajaran di sekolah dituntut memiliki kemampuan yang cukup untuk mengelola kelas, inovatif dan professional. Guru yang inovatif dan profesional adalah guru yang manpu mencari solusi dan terus berupaya mencari, menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, terlebih pada pelajaran seni music.

D.          Tujuan  Penelitian
1.   Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran seni musik dengan pembelajaran model PAKEM kompetensi dasar menggelar pertunjukan music kelas.
2.   Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran seni musik dengan pembelajaran model PAKEM.

E.        Manfaat Penelitian:
1.   Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang keefektifan    pembelajaran model PAKEM dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran seni musik  pokok bahasan menggelar pertunjukan music kelas.
b. Memiliki pengetahuan yang cukup sebagai dasar dalam melakukan penelitian dan mengembangkan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) selanjutnya.
2.   Manfaat Praktis
a.      Manfaat Bagi Siswa
1)      Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menggelar pertunjukan seni musik.
2)      Mendidik siswa untuk berpikir kritis, kreatif, tertib, dan memiliki sikap disiplin  dan bertanggung jawab.
3)      Dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM,  siswa lebih   tertarik, lebih cepat memahami materi  pelajaran, dan lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran seni musik.
b.      Manfaat Bagi Guru
1)      Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan kompetensi diri  menuju profesionalisme.
2)      Pembelajaran model PAKEM sebagai acuan guru dalam memberikan dorongan semangat dan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas.
c.       Manfaat Bagi Sekolah 
1)      Sebagai bahan kajian dan masukan untuk peningkatan kualitas sekolah.
2)      Mewujudkan misi dan visi sekolah sebagai Institusi yang selalu berupaya    untuk meningkatkan prestasi akademik.
3)      Memperbanyak media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sebagai sarana yang aktif, efisien, dan menyenangkan.
 
BAB  I I  
L A N D A S A N   T E O R I

A.    Motivasi Belajar
Beberapa ahli memberi batasan  tentang motivasi belajar yang penulis kutip dari buku Psikologi Pendidikan  halaman 205 tulisan Drs. Wasty Soemanto, M.Pd sebagai berikut:
a.      Mc Donald
Menurut Mc Donald motivasi adalah suatu “perubahan tenaga di dalam diri / pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.” ( Wasty, 2006:203 ) definisi ini berisi tiga hal, yaitu :
Menurut Mc Donald motivasi adalah suatu “perubahan tenaga di dalam diri / pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.” ( Wasty, 2006:203 ) definisi ini berisi tiga hal, yaitu :
1)      Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.
1)      Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif.
2)  
3)      Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan
Dengan demikian motivasi merangsang seseorang untuk bereaksi atau bertingkah laku, berbuat sesuatu agar dapat dihargai, atau diakui akan keberadaannya.
b.      Thorndike
Thorndike terkenal dengan pandangannya yang mengatakan, bahwa belajar adalah suatu proses ” trial and error” yaitu bahwa belajar itu dimulai dengan adanya beberapa motif yang mendorong keaktifan. Dengan demikian, untuk mengaktifkan siswa dalam belajar diperlukan motivasi. Dari hasil eksperimennya beliau menyimpulkan tiga hukum belajar: 1) Law of readiness,  2) Law of exercise,  3) Law of effect         
Di antara ketiga hukum belajar tersebut, yang terpenting dalam proses belajar adalah law of effect. Thorndike menekankan pentingnya motivasi dalam belajar.  
Berkait dengan hal tersebut, Cronbach menulis batasan belajar dalam bukunya yang berjudul  Educational Psychology seperti berikut, “Learning  is  shown  by  change  in  behavior  as  result  of  experience.”  Artinya, belajar  ditunjukkan  oleh  perubahan  perilaku sebagai hasil dari pengalaman".( Cronbach,1954: p.47 )
Dari batasan belajar tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan semangat dalam diri individu yang diwujudkan dalam perubahan tingkah laku dengan pengalaman dan pelatihan. Hal ini sejalan dengan definisi belajar dari Slameto ( 1988: 2 ) yang mengemukakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dengan lingkungannya”.  Abdul Hadis ( 2008: 60 )
Dengan demikian motivasi belajar, merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, dan motivasi belajar merupakan faktor yang pengaruhnya begitu besar  dalam keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif. Sedangkan hasil belajar merupakan ketercapaian kompetensi belajar yang dinyatakan dengan nilai, karena itu motivasi belajar yang tinggi akan berbanding lurus dengan nilai mata pelajaran yang tinggi memenuhi ketuntasan, bahkan melebihi standar yang ditetapkan atau ”Kriteria Ketuntasan Minimal” (KKM), setidaknya motivasi belajar yang tinggi akan dinyatakan dengan ketercapaian kompetensi dasar pada mata pelajaran tersebut. Dengan demikian  dasar untuk belajar pada setiap siswa sudah ada, tinggal gurunyalah yang berupaya keras untuk memberikan semangat dan motivasi belajar kepada siswa pada mata pelajaran yang diampunya.

B.           Kompetensi Dasar: ”Menggelar Pertunjukan Musik Kelas”
Pendidikan Seni Musik memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan musikalitas emosionalnya. Adapun lingkup materi pembelajaran dalam kompetensi dasar menggelar pertunjukan music kelas adalah meliputi :
a)            Penampilan music vocal
b)            Penampilan music instrument
c)            Penampilan music vocal dan instrument
d)           Penampilan secara perorangan dan kelompok
C.       Pembelajaran Model Pakem 
PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki paradikma baru dalam konteks  sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia oleh karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna lulusan serta memiliki suasana akademik yang besar dalam penyelenggaraannya. PAKEM  adalah  singkatan dari “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”. 
1.         Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini adalah bahwa proses pembelajaran seni musik yang dilakukan guru di kelas harus dapat menciptakan suasana dimana siswa aktif bertanya, aktif bereksplorasi, dan berani mengemukakan gagasan dan pendapatnya melalui kreatifitas musiknya secara bebas. Berkait dengan hal tersebut, menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalam belajar siswa akan memperoleh 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar, 30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan didengar, 70 % dari apa yang dikatakan,dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.(Dryden, 2000: 100) 

2.      Kreatif
Kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9) dalam (Sri Gianti, 2009: 6). Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran seni musik sudah barang tentu akan membentuk siswa menjadi kreatif, memiliki inisiatif yang tinggi, artinya siswa yang mampu menjadikan generasi kreatif yang menghasilkan karya besar yang berguna bagi dirinya sendiri dan juga buat orang lain.  Menurut Semiawan daya kreatif tumbuh dalam diri setiap individu dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang (Syaifurrahman,2009:6). Suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengemukakan gagasan dan ide-idenya tanpa harus memiliki perasaan takut atau disalahkan oleh guru yang bersangkutan. Suasana pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan seperti itulah yang dimaksudkan dalam pembelajaran model PAKEM.

3.      Efektif
Terciptanya pembelajaran yang efektif akan muncul karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkembangkan daya kreatifitas siswa sehingga dapat memberi bekal kepada siswa dengan berbagai kemampuan. Artinya, siswa dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam. Pembelajaran yang efektif hanya bisa didapat dengan prilaku atau tindakan  nyata (learning by doing) baik dari guru maupun siswa. Di sinilah peran penting dari seorang guru sebagai pemegang kunci keberhasilan siswa. Bagaimana caranya agar Ia mampu membuat scenario pembelajaran di kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan baik sebagaimana tersebut di atas.

4.      Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kondisi pembelajaran yang didisain sedemikian rupa oleh guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas, di mana siswa dan guru berinteraksi secara akrab, sehingga siswa bisa berkonsentrasi penuh dan pusat perhatiannya terfokus pada belajar.    Berdasar hasil penelitian, tingginya perhatiandan motivasi belajar siswa terbukti dapat meningkatkan   hasil  belajar. ( Purnama,M.pd, 2009: 7 )
Berdasarkan paparan uraian tersebut, dapat dideskripsikan bahwa PAKEM, “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan” adalah suatu proses pembelajaran di mana siswa dan guru terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kata lain, guru turut serta berperan aktif untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar dengan  menggunakan berbagai strategi, metode, media, dan model pembelajaran.
   
BAB  III
M E T O D E   P E N E L I T I A N

A.    Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang penulis lakukan di SMA Negeri 42 Jakarta, Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas X 4  yang jumlah siswanya sebanyak 40 orang, terdiri siswa laki-laki sebanyak 21 orang dan siswa wanita sebanyak 19 orang.  Alasan penulis memilih sampel kelas X 4 sebagai subyek penelitian didasarkan kepada motivasi belajar  mereka terhadap mata pelajaran seni musik relatif rendah, selain itu rata-rata hasil belajar mata pelajaran seni musik juga rendah dibandingkan dengan kelas X lainnya, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM). Adapun nilai KKM mata pelajaran seni musik adalah 75.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, siklus I tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dilakukan pada minggu ke 2 bulan Maret (Senin, 05 Maret 2012). Pertemuan 2 dilakukan pada minggu ke 3 (Senin, 12 Maret 2012). Pertemuan ke 3 dilakukan pada minggu ke 4 (Senin 19 Maret 2012).  Sedangkan siklus II pertemuan 1 dilakukan bulan Maret minggu ke 4 (Senin, 26 Maret 2012). Pertemuan ke 2
dilakukan bulan April  pada minggu ke 1 (Senin, 02 April 2012), dan pertemuan 3 dilakukan pada minggu ke 3  (Senin, 09 April 2012). 

B.     Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt  Lewin  yang  pelaksanaannya  dilakukan  dalam bentuk “Siklus” terdiri   
atas  empat  komponen,  yaitu :
1)  perencanaan,  2)  tindakan, 3) pengamatan,  4)  refleksi. 
     Adapun tindakan yang dilakukan pada setiap komponen dalam siklus tersebut adalah sebagaimana tertera dalam tabel berikut : 
SIKLUS  I
1.Perencanaan
2.Tindakan
3.Pengamatan
4.Refleksi
a.Menetapkan skenario pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP.

a.       b.Menyusun format lembar angket dan kuisioner siswa yang berupa:
b.       
1) Format kegiatan observasi  yang diisi oleh penulis selaku  observer.

2) Membuat jurnal harian atau catatan di lapangan untuk mengetahui respon siswa, sikap, minat dan prilaku di kelas, dan dicatat dalam jurnal tersebut.

4.Menyiapkan soal-soal untuk pretes dan postes pada siklus I dan siklus II.

5.Daftar hadir siswa, daftar nilai  pretes dan postes.

a.Melaksanakan program pembelajaran tatap muka sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Melakukan pretes dengan menyertakan soal-soal seni musik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

1.Memberikan kuisioner, lembar angket  kepada setiap siswa.

2.Melaksanakan postes pada pertemuan ke tiga siklus I, dan pertemuan ke tiga pada siklus II .

a. Pengamat atau observer adalah  penulis sendiri yang melakukan pengamatan sesuai dengan format pengamatan yang telah disiapkan,dan mencatat hal-hal yang penting dalam jurnal harian pada saat pembelajaran.

b. Mencatat semua perubahan sikap belajar siswa yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan guru dalam menggunakan pembelajaran model PAKEM.

c.Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format Penilaian


a.Melakukan  evaluasi materi  sajian pembelajaran seni musik.

b. Melakukan pertemuan tatap muka untuk evaluasi belajar (postes).

e. Evaluasi tindakan untuk mencari  dan menemukan keunggulan, kekurangan dan kelemahan pada kegiatan siklus I

d.Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi tindakan dan hasil belajar, untuk digunakan menyusun tahapan siklus berikutnya.


                                                SIKLUS  II
1.Perencanaan
2.Tindakan
3.Pengamatan
4.Refleksi
1.Mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan pada siklus I sebagai dasar untuk tindakan perbaikan siklus II.
Kelemahan :
Penjelasan materi pelajaran terlalu cepat.
• Kurangnya alat bantu pelajaran seperti keyboard, gitar, dll.
2.Menetapkan materi pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Seni Musik (RPP) siklus II.
5.Menyiapkan format evaluasi dan observasi.
1.Pelaksanaan program tindakan siklusII.
2.Peningkatan, penyempurnaan model / metode  pembelajaran seni musik pada siklus II.
Penyempurnaan :
Penjelasan materi pelajaran lebih dipertegas, lebih terurai, lebih nyata dengan contoh-contoh alat peraga. • Mempertegas kata-kata (artikulasi) dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3.Melakukan postes evaluasi  hasil pelajaran seni musik.
1.Pengumpulan data tindakan siklus II.
2.Menetapkan jenis data yang akan diamati pada pelaksanaan siklus II.
3.Merekam semua peristiwa atau kejadian yang memperlihatkan adanya perubahan / perbaikan dalam pelaksanaan di siklus II.
4.Observasi atau pengamatan serta mencatat kegiatan harian melalui jurnal harian
1.Evaluasi tindakan  siklus II dengan
melakukan analisis / evaluasi secara cermat apa kekurangan dan kelemahan dari pelaksanaan siklus II berdasar dari data yang dikumpulkan.   


BAB  IV
HASIL PENELITIN DAN PEMBAHASAN
           
A.    Deskripsi dan Pembahasan Siklus I
1.      Perencanaan Tindakan
      Pada komponen perencanaan ini penulis melakukan langkah-langkah persiapan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan membuat scenario pembelajaran dan lembar angket, lembar kuisioner, dan lain-lain, seperti:
a.       Mempersiapkan silabus mata pelajaran seni musik semester dua
b.      Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) seni musik untuk siklus I dan siklus II ( 6 x     pertemuan ) kompetensi dasar, ”Menggelar Pertunjukan Musik Kelas.”
c.       Menyusun format lembar angket dan kuisioner siswa berupa:

1)         Format kuisioner pendapat siswa tentang penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran seni music.
2)         Format  kegiatan  observasi  yang  diisi oleh  penulis selaku  observer.

3)         Format jurnal  harian  atau  catatan  di lapangan untuk mengetahui

respon  siswa,  sikap,  minat  dan  prilaku  siswa  di  kelas,   kemudian

dicatat  dalam  jurnal  tersebut.

d.                        Menyusun  soal-soal  untuk  pretes dan postes pada siklus I dan siklus II.

c.       Menyiapkan daftar hadir siswa, daftar nilai  pretes dan postes untuk siklus I dan siklus II.
d.      Menentukan media, bahan dan materi pembelajaran berkait dengan pokok bahasan yang diberikan yaitu pertunjukan musik kelas berupa instrumen musik seperti gitar, pianika, orgen, power point, contoh-contoh lagu yang akan digelar dalam pertunjukan musik kelas, dll.
e.       Membentuk lima kelompok musik vokal dan instrumental untuk pertunjukan musik kelas.
2.                  Pelaksanaann Tindakan
a.      Keterlaksanaan
Aktifitas tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan tatap muka. Setiap tatap muka focus penekanan penyampaian materi pembelajaran adalah pada bagaimana agar masing-masing siswa dalam kelompoknya, secara teknis teoritis mampu menyanyikan lagu-lagu dengan baik dalam kelas. Aktifitas pembelajaran diberikan dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM yaitu proses pembelajaran yang dikondisikan dalam suasana yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
b.      Pembahasan
Pada pertemuan tatap muka pertama yang dilaksanakan sesuai jadwal mengajar Senin, 5 Maret 2012,di awal pembelajaran penulis menjelasan secara teoritis tentang pertunjukan music kelas dengan segala sesuatu yang harus dipersiapkan dalam pertunjukan music kelas, seperti membentuk lima kelompok music vocal maupun instrumental.
Pada  kegiatan  inti,  penulis  menyampaikan  materi  pelajaran tentang  teknik  vocal pernapasan perut dan dada dalam menyanyi. Selanjutnya memberi tugas kepada siswa untuk membentuk 5 kelompok vocal sebagai persiapan menggelar pertunjukan music kelas. Pada akhir pembelajaran penulis memberikan lembar kuisioner yang berisi sepuluh item pernyatan, dan pertanyaan yang berkait dengan  penyajian penulis dalam menyampaikan materi pembelajaran seni music di kelas.  Hal ini penulis lakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan penulis dalam penyampaian materi pelajaran seni music.
Berikut adalah tabel data hasil kuisioner yang penulis dapat dari jawaban siswa berkait dengan penyajian pembelajaran seni music sebelum menggunakan pembelajaran model PAKEM.   

Lampiran B 1
                      DATA KUISIONER SIKLUS I
Keterangan :             
S =  Setuju,  SS =  Sangat setuju,  TS =  Tidak  setuju, STS =   Sangat tidak setuju


NO

PERNYATAAN
JAWABAN
S
SS
TS
STS

1

2



3



4



5


6



7


8


9



10



Saya  menyukai pelajaran seni musik.

Pelajaran seni musik harus disajikan dalam suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Materi pelajaran seni musik yang disampaikan guru tidak menarik karena terlalu verbalistik.

Penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran seni musik cukup menarik dan menyenangkan.

Guru menggunakan media pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar, keyboard.

Penyampaian materi pembelajaran seni musik yang disampaikan guru jelas dan mudah dicerna.

Guru tampak siap dalam menyajikan materi pembelajaran seni musik.

Guru tidak siap dalam menyajikan materi pembelajaran seni musik.

Tugas-tugas seni musik yang diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan.

Guru harus meningkatkan kualitas mengajarnya.

30





20



10



15


19



25


5


15



40

8

40



10



10



5


5



10


10


8


2





10



20



20


16



5


25


17




Dari  pernyataan  poin 1. Saya  menyukai  pelajaran  seni music  diperoleh

30 = 75%  siswa  setuju,  8 = 20%  siswa  sangat  setuju,  dan  hanya  2 = 5% tidak
setuju.   Untuk   pernyataan   poin   ke  2.  Pelajaran  seni  musik  harus  disajikan dalam   suasana  pembelajaran  yang  aktif,  kreatif,  efektif  dan  menyenangkan, diperoleh 40 = 100% siswa menyetujui semua. Selanjutnya pada pernyataan poin ke 3. Materi pelajaran seni musik yang disampaikan guru tidak menarik karena terlalu verbalistik, diperoleh 20 = 50% siswa setuju, dan 10 = 25% siswa sangat setuju, 10 = 25% saja yang menyatakan tidak setuju.
Pada   pernyataan  poin  ke  5  yang  berkait  dengan  alat   peraga,   guru menggunakan media pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar, keyboard,power point, diperoleh 10 = 25% siswa setuju, 10 = 25% siswa sangat setuju, dan 20 = 50% siswa tidak setuju. Untuk pernyataan poin 9,  Tugas-tugas seni musik yang diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan. Diperoleh 15 = 30% siswa setuju, 8 = 20% siswa sangat setuju, dan 17 = 42,50% siswa tidak setuju, sedangkan pada pernyataan poin 10, Guru harus meningkatkan kualitas mengajarnya. Diperoleh 40 = 100% siswa.
Dari data kuisioner tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa guru dalam menyampaikan pembelajaran masih bersifat verbalistik dan masih banyak yang harus diperbaiki, terutama dalam penggunaan metode belajar, peragaan penggunaan media pembelajaran.
Bagi penulis ini merupakan masukan yang sangat berarti, dan selanjutnya penggunaan pembelajaran model Pakem adalah alternatif solusi terbaik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas pada siswa kelas X 4  SMA Negeri 42 Jakarta.
Selanjutnya, pada pertemuan tatap muka ke 2 Senin, 12 Maret 2012, penulis berupaya memperbaiki kelemahan dan kekurangan penyajian proses pembelajaran seni musik yaitu dengan mengacu pada inti pembelajaran model PAKEM, aktif, kreatif, efektif dan dalam suasana yang menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas. Di akhir proses pempembelajaran, 15 menit sebelum bel pulang berbunyi, penulis memberikan kuisioner yang sama seperti di pertemuan tatap muka ke 1. Tabel berikut adalah data hasil kuisioner yang penulis  peroleh:
Lampiran B 2
DATA KUISIONER SIKLUS I
Keterangan :             
S =  Setuju,  SS =  Sangat setuju,  TS =  Tidak  setuju, STS =   Sangat tidak setuju


NO

PERNYATAAN
JAWABAN
S
SS
TS
STS

1

2



3



4



5


6



7


8


9



10


Saya  menyukai pelajaran seni musik.

Pelajaran seni musik harus disajikan dalam suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Materi pelajaran seni musik yang disampaikan guru tidak menarik karena terlalu verbalistik.

Penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran seni musik cukup menarik dan menyenangkan.

Guru menggunakan media pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar, keyboard.

Penyampaian materi pembelajaran seni musik yang disampaikan guru jelas dan mudah dicerna.

Guru tampak siap dalam menyajikan materi pembelajaran seni musik.

Guru tidak siap dalam menyajikan materi pembelajaran seni musik.

Tugas-tugas seni musik yang diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan.

Guru harus meningkatkan kualitas mengajarnya.

30





10



15



25


20



25


5


10



40

9

40



5



15



10


10



12


3


2


1





25



10



5


10



3


32


28



Dari  pernyataan  poin 1. Saya  menyukai  pelajaran  seni music  diperoleh

30 = 75%  siswa  setuju,  9 = 22,5%  siswa  sangat  setuju, meningkat 2,5%   dan  hanya  1 = 2,5%  siswa yang menjawab tidak setuju.
Untuk   pernyataan   poin   ke  2.  Pelajaran  seni  musik  harus  disajikan dalam   suasana  pembelajaran  yang  aktif,  kreatif,  efektif  dan  menyenangkan, diperoleh 40 = 100% siswa menyetujui semua.
Selanjutnya pada pernyataan poin ke 3. Materi pelajaran seni musik yang disampaikan guru tidak menarik karena terlalu verbalistik, tadinya diperoleh 20 = 50% siswa setuju, menurun menjadi 10 = 25% siswa, dan 10 = 25% yang sebelumnya siswa sangat setuju, turun menjadi 5 = 13,5%  siswa.sedangkan yang menjawab tidak setuju meningkat dari 10 = 25% meningkat menjadi 25 = 57%
Pada   pernyataan  poin  ke  5  yang  berkait  dengan  alat   peraga,   guru menggunakan media pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar, keyboard,power point, sebelumnya diperoleh 10 = 25% meningkat menjadi 25 = 57,5% siswa setuju, 10 = 25% siswa sangat setuju tetap, dan 20 = 50% siswa yang tadinya tidak setuju turun menjadi 5 = 12,5%.
 Untuk pernyataan poin 9,  Tugas-tugas seni musik yang diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan. Yang tadinya diperoleh 15 = 30% siswa setuju, turun menjadi 10 = 25% dan siswa yang tadinya 8 = 20% menjawab  sangat setuju, turun menjadi 2 = 5%, dan yang tadinya menjawab tidak setuju meningkat dari 17 = 42,50% menjadi 28 = 70%. Sedangkan pada pernyataan poin 10, Guru harus meningkatkan kualitas mengajarnya. Tidak mengalami perubahan, tetap diperoleh 40 = 100% siswa.
Dari data kuisioner tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar yang cukup berarti pada diri siswa oleh karena guru dalam menyajikan pembelajaran seni musik menggunakan pembelajaran model PAKEM.