Rabu, 21 Maret 2012

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )




         Mata Pelajaran    :    Seni Budaya / Seni Musik
         Kelas / Semester  :    X / II / Th. 2009-2010
         Pertemuan  ke-     :    1, 2, 3
Alokasi Waktu     :    2 x 45 menit 
Standar Kompetensi  :  3. Mengapreasi karya seni musik
Kompetensi  Dasar    :  3.1. Mengidentifikasi fungsi dan latar belakang seni musik non tradisional   dalam konteks budaya masyarakat.
         Indikator                                   :
         • Mendeskripsikan fungsi dan latar belakang musik non tradisional sesuai dengan kehidupan  masyarat
         • Mendemonstrasikan bernyanyi dan bermain alat musik non tradisional.               
   
         I.    Tujuan Pembelajaran :  
                Setelah melalui proses pembelajaran siswa memiliki kemampuan untuk :
    • Menjelaskan fungsi dan latar belakang musik non tradisional sesuai dengan kehidupan
       masyarakat.
               Memdemonstrasikan bernyanyi dan bermain alat musik non tradisional.

        II.   Materi  Ajar :  
               Musik non tradisional :
 Fungsi  musik non tradisional
 Latar belakang musik non tradisional.  

        III. Metode  Pembelajaran
1. Demonstrasi dengan pendekatan PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
    Menyenangkan )

        IV. Langkah-langkah  Pembelajaran
a. Kegiatan  awal :  Memotivasi siswa , 5 menit.
                  •  Mengucap salam dan melihat kondisi ruang kelas, apa sudah bersih atau  belum, apa sudah                      cukup kondusif untuk proses pembelajaran.
                    Mengisi buku jurnal kelas terkait materi pokok bahasan yang diajarkan.
                    Menjelaskan  secara global materi pembelajaran.    
              b. Kegiatan inti :   35 menit.
                    Menjelaskan fungsi dan latar belakang musik non tradisional.
                    Berlatih mendemonstrasikan bernyanyi dan bermain alat musik non tradisional

              c. Kegiatan akhir :  5 menit.
                    Menyimpulkan inti materi pembelajaran.
        Memberi tugas pekerjaan rumah untuk berlatih keras lagu-lagu yang sudah            diajarkan.
  
  V.        Alat / Bahan / Sumber belajar :
                 Seperangkat alat musik Band
                 Buku  Kreasi Seni Budaya, Ario Kartono dkk, Ganeca
                 Buku  Seni Musik SMA, Matius Ali, ESSIS

 VI.       Penilaian / Tagihan :

            E s s a y  :
  1. Jelaskan dan berikan contohnya ! Apa yang dimaksud dengan Musik non tradisional ?
           
            2.  Jelaskan fungsi musik non tradisional sebagai :
                  a. Sarana berekspresi bagi seseorang
                  b. Sarana hiburan
                  c. Wujud kelestarian kepribadian bangsa
                  d. Menanamkan rasa nasionalisme
                  e. Memperkaya khasanah kebudayaan
                  f. Sarana pendidikan

            3. Jelaskan latar belakang perkembangan musik non tradisional di Indonesia!

            P r a k t i k  :
                             
Nyanyikanlah secara kelompok lagu berirama keroncong “Bengawan Solo”  ciptaan Gesang dengan iringan intrumen musik yang sudah kamu kuasai dengan baik. Setiap kelompok boleh terdiri wanita saja, laki-laki saja, atau campuran laki-laki dan wanita yang masing-masing kelompok maksimal 8 orang!

 
Pertemuan  ke-           :    4,5,6
Alokasi Waktu            :    2 x 45 menit
Standar Kompetensi   :    3. Mengapresiasi karya seni musik
Kompetensi  Dasar     :    3.2  Mengungkapkan pengalaman musical dari hasil
pengamatan terhadap pertunjukan musik non tradisional setempat.

Indikator :      
  Mendeskripsikan jenis-jenis musik, elemen musik non tradisional 
  Mendeskripsikan karya musik non tradisional                                                              

I. Tujuan Pembelajaran :
    Setelah melalui proses pembelajaran siswa memiliki  kemampuan untuk :
    Menjelaskankan jenis-jenis musik, elemen musik.
    Menjelaskan karya musik dan lagu-lagu non tradisional.
  
II. Materi pembelajaran : 
   Jenis-jenis musik non tradisiona
 ▪   Elemen-elemen musik
 ▪   Karya musik dan lagu non tradisional  
                     
III. Metode  Pembelajaran :
      PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, efektif, dan menyenangkan )

IV. Langkah-langkah  Pembelajara
a. Kegiatan  awal :  Memotivasi siswa  5 meni
   Mengucap salam dan melihat kondisi kelas apa sudah cukup
    kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran.
   Mengabsensi siswa dan menulis materi pokok bahasan yan
    akan diberikan.
                          
                             b. Kegiatan inti :    35 menit
 ▪ Menjelaskan materi jenis-jenis musik dan elemen musik
    non tradisional.
 ▪ Berlatih bernyanyi lagu-lagu non tradisional.

                             c. Kegiatan akhir :  5 menit
                                 Menyimpulkan inti materi pembelajaran
                                 Memberi tugas untuk berlatih lagu yang telah diajarkan.

V. Alat / Bahan / Sumber belajar
 Seperangkat alat musik Band
                   Buku  Kreasi Seni Budaya, Ario Kartono dkk, Ganeca
                    Buku  Seni Musik SMA, Matius Ali, ESSIS

VI. Penilaian / Tagihan :
                
      ESSAY :

      1. Jelaskan ciri-ciri musik berikut nama-nama tokoh-tokohnya:
          a.   Musik Dangdut
          b.   Musik Campursari
          c.   Jazz
          d.   Rock 
 
               2.  Jelaskan elemen musik :
                     a. Harmoni
                     b. irama
                     c. birama
                     d. melodi
                     e. tempo

               3.  Sebutkan lima ciri musik keroncong dan lima buah contoh lagunya !
               4.  Jelaskan !  Apa yang kamu ketahui tentang musik Congdut ?
               5.  Sebutkan instrument musik campursari pada umumnya !                           


                                         Jakarta,   Januari 2012       
                                         Guru Mata Pelajaran



                                         Drs. Slamet  Priyadi
                                         Nip. 195712091987031006  

Senin, 19 Maret 2012

PESAN RAHASIA DA VINCI YANG TERKUBUR 400 TAHUN


Leonardo Da Vinci
 SELASA, 13 MARET 2012 - REPUBLIKA.CO.ID, FLORENSIA - Para arkeolog menemukan sebuah pesan rahasia  yang tersembunyi dalam sebuah lukisan Leonardo da Vinci. Pesan itu terungkap di balik dinding Vechio Palazzo, sebuah istana kuno di Florensia yang berdiri sejak 1300-an. Pesan rahasia itu bertuliskan 'carilah dan kamu akan menemukan' (Cerca trova) pada sebuah lukisan mural di dinding karya Da Vinci. Menurut Dailymail.co.uk, Selasa, (13/3), para peneliti ternyata mengungkapkan pesan tersebut merujuk pada sebuah karya Da Vinci yang telah hilang sejak 400 tahun yang lalu. Sebuah kamera mini endoskopi dimasukkan ke dalam bagian dinding di Vechio Palazzo, dan memperoleh sampel dari pigmen kimia yang Da Vinci juga digunakan dalam lukisan Mona Lisa. Lukisan Mona Lisa dianggap salah satu karya Da Vinci yang paling fenomenal, yang diasumsikan telah hancur oleh api pada abad ke-16. Penemuan ini membuat peneliti percaya bahwa mungkin berbagai karya Da Vinci yang fenomenal telah sengaja disembunyikan oleh pelukis lain. Para arkeolog mulai menyelidiki  mural di Vechio Palazzo setelah seorang arkeolog menemukan kata-kata, 'Cerca trova'. "Data-data yang ditemukan ini sangat menggembirakan," kata Peneliti dari National Geographic, Maurizio Seracini. Meskipun Ilmuwan masih dalam tahap awal penelitian, dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memecahkan misteri ini.
Lukisan Karya Leonardo Da Vinci
Pada 1503, Da Vinci ditugaskan oleh Gonfaloniere Piero Soderini melukis 'Pertempuran Anghiari' di Aula 500 dari Palazzo Vecchio, pusat pemerintahan di Florence. Lukisan itu memperingati kemenangan 1440 dari pertempuran di dataran Anghiari antara Milan dan Liga Italia dipimpin oleh Republik Florence. Para Florentines hadir sebagai kekuatan penting di Italia tengah, mendominasi Kepausan dan politik Italia selama ratusan tahun. Karya Leonardo Da Vinci sendiri sempat heboh dalam dunia perfilman, melalui film fiksi ilmiah yang berjudul Da Vinci Code. Film itu menceritakan bagaimana rahasia lukisan karya Da Vinci mengungkap tentang sosok Jesus dalam lukisan 'the Last Supper'nya. Leonado Da Vinci adalah seniman sekaligus ilmuwan yang lahir pada 1452, zaman pencerahan (Renaissance) Eropa. Karyanya beserta karya ilmuwan zaman pencerahan lain, seperti Galileo Galilei banyak ditentang oleh pihak gereja pada saat itu yang menentang ilmu pengetahuan. Namun karena pendekatan ilmiah Da Vinci dengan menggunakan seni membuat dirinya lebih aman dibanding Galileo.

Selasa, 13 Maret 2012

"JURNAL PTK SENI MUSIK" By Slamet Priyadi - http://denmaspriyadi.blogspot.com

PRESENTASI DISKUSI MEMBUAT ARANSEMEN LAGU

MENINGKATKAN  MINAT  BELAJAR  SISWA  PADA PELAJARAN SENI MUSIK  DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODEL  ”P A K E M”
                                                                            
SLAMET PRIYADI
SMA Negeri 42 Jakarta  

ABSTRAK

              Memberi dorongan semangat dan motivasi belajar siswa merupakan tugas guru, dan itu menjadi sangat penting terutama untuk menumbuhkan rangsangan semangat serta minat belajar siswa terhadap mata pelajaran seni musik. Minat belajar yang tinggi akan berpengaruh terhadap sejauh mana upaya siswa dalam mencapai kompetensinya pada mata pelajaran tersebut. Dengan alasan antara lain, karena tidak berbakat, penyampaian materi pelajaran yang tidak menarik, terlalu verbalistik oleh guru adalah faktor penyebab mata pelajaran seni musik kurang diminati siswa yang pada akhirnya berpengaruh besar pada prestasi belajar siswa yang semakin menurun. Hal ini sebagaimana diperlihatkan oleh hasil yang relatif rendah dan kurang atau tidak mencapai ”Kriteria Ketuntasan Minimal” (KKM). Oleh karena itu penyampaian materi pembelajaran seni musik dengan menggunakan pendekatan PAKEM merupakan alternatif yang tepat dan sesuai oleh karena  pendekatannya dikondisikan dalam suasana yang aktif, kreatif, efektif dan dalam suasana yang menyenangkan.

              Berbasis pada analisa data yang diperoleh dalam tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran model PAKEM terdapat peningkatan minat belajar siswa pada ”Kompetensi Dasar” : Mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu. Peningkatan minat siswa dapat dilihat dari hasil kuisioner berkaitan dengan ketertarikan siswa pada mata pelajaran seni musik karena seni musik kajian materinya menanamkan sikap apresiatif menghargai terhadap hasil karya orang lain dari 22 siswa = 59,40 % menjadi 35 siswa = 94,50 %. prosentase tersebut dihitung dari jumlah keseluruhan siswa yang merespon pernyataan kuisioner dari jumlah keseluruhan sebanyak 39 siswa.

Proses pembelajaran pada KD : Mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu yang disampaikan dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM, mengalami  peningkatan aktivitas kelas secara keseluruhan, di siklus I = 28,20 % , tetapi Di siklus II aktivitas kelas terjadi peningkatan dari 33,33 % menjadi 46,15 %. Pada tahap berikutnya dalam proses pembelajaran pada KD : Mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu yang disampaikan dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM terus mengalami peningkatan hasil belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase ketuntasan belajar yang meningkat, nilai rata-rata pretes sebelum siklus 51,97 pada postes siklus I meningkat nilai rata-rata menjadi 73,23 dan meningkat lagi menjadi rata-rata nilai siswa adalah 85,25 pada postes di siklus II.

A.      Latar Belakang Masalah

        Ketika teori behaviorism mendominasi system pembelajaran di sekolah kita,  model pembelajaran teacher centered yang cenderung menganggap siswa bagaikan kertas putih menjadi ciri utama. Dalam pembelajaran model ini, ciri utamanya siswa menjadi pasif karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode ekspositorinya yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak menarik dan membosankan karena disajikan dan disampaikan dengan  cara  verbalistik, hafalan semata. Guru sangat memonopoli proses pembelajaran sehingga siswa tidak tumbuh dan berkembang kreatifitasnya. Padahal pengembangan pengajaran secara seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.
Mengacu pada masalah tersebut, maka penulis menggunakan pendekatan model PAKEM untuk diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran seni musik. Dengan mengambil judul : “Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X 6 SMA Negeri 42 Jakarta  Pada Pelajaran Seni Musik Kompetensi Dasar Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu Dengan Model Pembelajaran PAKEM Tahun Pelajaran 2011/2012”
      
B.      Rumusan Masalah

      Apakah penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu  di kelas X 6 SMA Negeri 42 ?”

C.      Pemecahan Masalah

PP Nomor 19 tahun 2005 mengamanatkan: Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, kebermanfaatan terhadap kebutuhan  perkembangan  peserta  didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk  kegiatan  berekspresi, berkreasi, berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”  Dalam arti, pendidikan Seni Musik aktifitasnya  lebih fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Oleh karena itu guru  yang merupakan pemegang kunci utama untuk membuka pintu perbaikan pendidikan dan pengajaran di sekolah dituntut memiliki kemampuan yang cukup untuk mengelola kelas, inovatif dan professional. Guru yang inovatif adalah guru yang terus berupaya mencari, menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni music

D.        Tujuan  Penelitian
1.    Untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran seni musik melalui  penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
2.    Untuk mengetahui ketepatan dan keefektifan penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif,efektif,dan menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
3.    Untuk mengetahui peningkatan aktifitas,minat, dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran seni musik.
E.      Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
a. Untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang penggunaan model    pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi   pembelajaran seni musik  pokok bahasan mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
b.  Sebagai dasar pengetahuan dalam mengembangkan penelitian- penelitian  pada masalah selanjutnya.

2.   Manfaat Praktis
a.     Manfaat Bagi Siswa
1)       Meningkatkan kemampuan dan keterampilan pada materi pembelajaran   seni musik tentang bagai mana mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu,
2)        Mendidik siswa untuk berpikir kritis, kreatif, tertib, dan memiliki sikap disiplin  dan bertanggung jawab.
3)    Dengan memberi materi pembelajaran seni musik menggunakan model     pembelajaran PAKEM,  siswa lebih dapat tertarik, termotivasi dan dapat memahami materi membuat aransemen lagu.

b.       Manfaat Bagi Guru
1)   Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan kompetensi diri menuju profesionalisme.
2)   Pendekatan pembelajaran  PAKEM sebagai acuan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.

c.        Manfaat Bagi Sekolah 
1)   Sebagai bahan kajian dan masukan untuk peningkatan mutu sekolah.
2)   Mewujudkan misi dan visi sekolah sebagai Institusi yang selalu berupaya    untuk meningkatkan prestasi akademik.
3)   Memperbanyak media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sebagai sarana yang aktif, efisien, dan menyenangkan.

A.    Minat Belajar
Beberapa ahli memberi batasan  tentang belajar yang penulis kutip dari buku Psikologi Pendidikan  halaman 104 tulisan Drs. Wasty Soemanto, M.Pd sebagai berikut:

1.     James O. Wittaker :  “Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience”(Wittaker, 1970: 15). Artinya, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana perilaku diubah melalui pelatihan atau pengalaman.
2.     Cronbach menulis batasan belajar dalam bukunya yang berjudul  Educational Psychology seperti berikut, “Learning is shown by change in behavior as result of experience”    ( Cronbach, 1954: p.47 ). Artinya, belajar  ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman". ( Cronbach, 1954: p. 47 )

Dari batasan belajar tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, dan pelatihan. Hal ini sejalan dengan definisi belajar dari Slameto ( 1988: 2 ) yang mengemukakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dengan lingkungannya”.  Abdul Hadis ( 2008: 60 )

Mengingat begitu pentingnya minat dan motivasi belajar,  penulis berupaya untuk mencoba menganalisa beberapa referensi tentang minat belajar. Wiliam James (1890) dalam Uzer Usman (1992 : 24) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa.  Dengan demikian minat merupakan faktor yang pengaruhnya begitu besar  dalam keterlibatan siswa belajar secara aktif dan kreatif. Hasil belajar merupakan ketercapaian kompetensi belajar yang dinyatakan dengan nilai, karena itu minat belajar yang tinggi akan diperlihatkan juga dengan nilai mata pelajaran yang memenuhi ketuntasan, bahkan melebihi standar yang ditetapkan atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), setidaknya minat belajar yang tinggi akan dinyatakan dengan ketercapaian kompetensi atau kompetensi dasar pada mata pelajaran tersebut. Dengan demikian  dasar untuk belajar pada setiap siswa sudah ada, tinggal gurunyalah yang berupaya keras untuk membangkitkan minat belajar siswa pada mata pelajaran yang diampunya.

B.        Kompetensi Dasar: ”Mengembangkan Gagasan Kreatif Mengaransir Lagu Dengan Beragam Teknik, Media, Dan Materi Musik Non Tradisional”

Pendidikan Seni Musik memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan musikalitas emosionalnya. Adapun  ruang  lingkup  materi pembelajaran dalam kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu dengan beragam teknik, media dan  materi  musik, yang mencakup tangga  nada musik, notasi angka, notasi balok,  dan  membuat  aransemen  lagu.

1.         Pengertian aransemen musik / lagu
Dalam   referensi musik, aransemen  merupakan  salah  satu bentuk ciptaan yang berkait dengan penulisan musik. Sebagai contoh, sebuah komposisi musik yang dipersiapkan untuk pertunjukan konser besar dialihtuliskan menjadi komposisi musik  untuk permainan piano saja, atau bisa juga untuk pertunjukan konser kecil.  Ada dua macam cara untuk membuat aransemen musik/lagu: a.Secara tertulis.  Aransemen tertulis bisa berupa penulisan tambahan secara lengkap dengan detail-detailnya, atau bisa juga hanya berupa penambahan yang terbatas pada pemakaian lambang akord. Materi yang dipersiapkan dalam membuat aransemen musik / lagu antara lain berupa notasi lagu asli, imaginasi, kreasi, pengetahuan musik, pengetahuan sifat suara manusia, dan pengetahuan instrument music, dan b. Secara tidak tertulis yaitu aransemen music berupa penambahan-penambahan notasi hiasan pada aransemen yang bersifat bebas, pribadi, spontan, temporer, dan sesaat.

C.      Pembelajaran Model Pakem 

PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki paradikma baru dalam sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna lulusan serta memiliki suasana akademik yang besar dalam penyelenggaraannya. PAKEM  adalah  singkatan dari “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”. 

1.       Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini adalah bahwa proses pembelajaran seni musik yang dilakukan guru di kelas harus dapat menciptakan suasana dimana siswa aktif bertanya, aktif bereksplorasi, dan berani mengemukakan gagasan dan pendapatnya melalui kreatifitas musiknya secara bebas. Berkait dengan hal tersebut, menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalam belajar siswa akan memperoleh 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar, 30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan didengar, 70 % dari apa yang dikatakan, dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan. (Dryden, 2000: 100)

2.     Kreatif
Kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9) dalam (Sri Gianti, 2009: 6). Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran seni musik sudah barang tentu akan membentuk siswa menjadi kreatif, artinya siswa yang mampu menghasilkan generasi kreatif yang berguna bagi dirinya juga buat orang lain.  Menurut Semiawan daya kreatif tumbuh dalam diri setiap individu dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang (Syaifurrahman, 2009: 6). Suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengemukakan gagasan dan ide-idenya tanpa harus memiliki perasaan takut, disalahkan oleh guru yang bersangkutan. Suasana kondusif dan kreatif seperti itulah yang dimaksud dalam PAKEM.

3.     Efektif
Terciptanya pembelajaran yang efektif muncul karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif siswa sehingga dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan. Artinya siswa dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam.Pembelajaran yang efektif hanya bisa didapat dengan prilaku atau tindakan  nyata (learning by doing) baik dari guru maupun siswa. Di sinilah peran dari seorang guru, bagaimana Ia mampu membuat scenario pembelajaran di kelas agar proses pembelajaran berjalan sebagaimana tersebut di atas.

4.     Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kondisi pembelajaran yang didisain sedemikian rupa oleh guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas, di mana siswa dan guru berinteraksi secara akrab, sehingga siswa bisa berkonsentrasi penuh dan pusat perhatiannya terfokus pada belajar.  Berdasar hasil penelitian, tingginya perhatian siswa terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. (Purnama,M.pd, 2009: 7)

Berdasar uraian tersebut, dapat dideskripsikan bahwa PAKEM, “Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan” adalah suatu proses pembelajaran di mana siswa dan guru terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kata lain, guru turut serta berperan aktif untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar dengan menggunakan berbagai strategi, metode, media, dan model pembelajaran.

A.    Setting Penelitian

Penelitian penulis lakukan di SMA Negeri 42 Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret 2012. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas X  semester genap Tahun Pelajaran 2011 – 2012, yang kemudian penulis mengambil salah satu  kelas  yaitu kelas X 6 yang jumlah siswanya sebanyak 39 orang, terdiri siswa laki-laki sebanyak 21 orang dan siswa wanita sebanyak 18 orang.  Alasan penulis memilih sampel kelas X 6 sebagai subyek penelitian didasarkan kepada minat belajar  mereka terhadap mata pelajaran seni musik relatif rendah, selain itu rata-rata hasil belajar mata pelajaran seni musik juga rendah dibandingkan dengan kelas X lainnya, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal( KKM). Adapun nilai KKM mata pelajaran seni musik adalah 75.

Penelitian dilakukan dalam dua siklus, siklus I tiga kali pertemuan pada minggu ke 2 (Selasa, 17 Januari 2012), minggu ke 3 (Selasa, 24 Januari 2012), dan minggu ke 4 (Selasa, 31 Januari 2012).  Sedangkan siklus II pertemuan dilakukan bulan Febuari pada minggu ke 1 (Selasa, 7 Febuari 2012), minggu ke 2  (Selasa, 14 Febuari 2012), dan ke 3 (Selasa, 21 Febuari 2012).

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dengan menggunakan  model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk siklus,  terdiri  atas  empat  komponen  yaitu :  (1)  perencanaan,  (2)  tindakan, (3) pengamatan,  dan  (4)  reflek

A.   Siklus I

1.      Minat Belajar
 Seni Musik pada Kompetensi Dasar : Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu  pada pertemuan pertama di siklus I yaitu pada hari selasa tanggal 17 Januari 2012, dilakukan pembelajaran yang diawali dengan ”apersepsi” pemberian motivasi . Adapun motivasi yang diberikan pada awal pembelajaran pada pertemuan pertama berkait erat dengan tujuan pembelajaran dan materi ajar yang disampaikan  
a.     Siswa diharapkan mampu menjelaskan bentuk-bentuk ciptaan musik.
b. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis karya musik berdasarkan bentuknya.
c. Siswa diharapkan mampu menjelaskan materi, prosedur dan langkah-langkah membuat aransemen lagu.
 d.    Siswa diharapkan mampu membuat aransemen lagu. 

  Pada langkah inti, guru menjelaskan bentuk-bentuk ciptaan musik berikut contohnya, jenis-jenis karya musik berikut contohnya, menjelaskan materi dan prosedur serta langkah-langkah membuat aransemen lagu berikut contoh dan peragaannya. Pada langkah akhir, guru menyimpulkan materi pelajaran, memberikan  pertanyaan-pertanyaan, memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab dan bertanya terkait dengan materi pelajaran yang diberikan. Di sini penulis bersama rekan guru observer melihat bagaimana situasi dan kondisi siswa, aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, seperti bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau menyanggah. Pada pertemuan  pertama ini belum nampak ada perubahan aktivitas yang berarti dari, akan tetapi siswa cenderung fokus pada materi yang disampaikan . Dari data lembar observasi diperoleh :

a.     Siswa bertanya 2 orang siswa (5,40 %)
b.    Siswa menjawab pertanyaan 4 orang siswa (10,80 %)
c.     Siswa mengemukakan pendapat 3 orang siswa (8,10 %).
d.    Siswa menyanggah sebanyak 3 orang siswa (8,10 %).
e.     Prosentase aktivitas kelas secara keseluruhan (35,10 %).

Selanjutnya berkait dengan sampai sejauh mana minat siswa terhadap mata pelajaran seni musik, pada proses pembelajaran berlangsung selama kurang lebih 20 menit , peneliti dibantu oleh observer mengedarkan lembar kuisioner yang kemudian diisi oleh siswa sebanyak 37 orang. Kuisioner tersebut sengaja dirancang berurutan, agar siswa merespon , sehingga muncul jawaban dengan mencheklis (V) pada kolom “S”, atau “SS”, atau “ TS dan STS”. Peneliti memfokuskan hasil kuisioner terutama pada minat siswa dengan alasan :

-   Ketertarikannya pada mata pelajaran seni musik , karena belajar seni musik materinya menanamkan sikap apresiatif, menghargai hasil karya orang lain.
-  Ketertarikannya pada mata pelajaran seni musik, karena seni musik bersifat aktif, kreatif, dan  menyenangkan.
-  Ketertarikannya pada mata pelajaran seni musik, karena setiap siswa membutuhkan sarana berekspresi, dan lebih lagi seni musik adalah sebagai sarana pengembangan minat dan bakat.

Pada siklus I , kuisioner tersebut mempertlihatkan ;
-       20 siswa atau 54,60 % siswa tertarik pada mata pelajaran  seni musik, karena belajar seni musik materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya orang lain.
-       25 siswa atau 67,50 % siswa tertarik pada mata pelajaran seni musik, karena seni musik kegiatannya  menyenangkan.
-       23 siswa atau 62,10 % siswa tertarik pada mata pelajaran seni musik, karena setiap siswa membutuhkan sarana pengembangan minat dan bakat.

Dugaan atau asumsi peneliti alasan ketertarikan siswa pada mata pelajaran seni musik tersebut dari data seberapa banyak siswa yang menjawab kuisioner nomor 8, 9 dan 12 data tersebut dapat terlihat pada lampiran B. Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24 Januari 2012, pelaksanaan pembelajaran  mengacu pada RPP , dengan materi ajar : Membuat aransemen lagu non tradisional.  Diawal  pembelajaran guru memberikan motivasi pada siswa dengan memperagakan senam birama, memperagakan contoh gerak tangan birama 2/4, 3/4, 4/4. Proses penyampaian materi pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP. Untuk mengetahui aktivitas pembelajaran saat proses berlangsung, observer mengamati dan dihasilkan data sebagai berikut :

a.    Siswa yang bertanya sebanyak 2 orang  ( 5,40 % )
b.   Siswa yang menjawab pertanyaan 4 orang ( 10,80 %)
c.   Siswa menyanggah sebanyak 3 orang ( 8,10 %)
d.    Mengemukakan pendapat sebanyak 4 orang ( 10,80 % )  
Persentase aktifitas kelas =  35,10 %

2.     Hasil belajar
Dengan asumsi peneliti bahwa minat yang tinggi pada mata pelajaran akan berbanding lurus, atau mempunyai korelasi terhadap hasil belajar, maka peneliti memberikan tes baik pretes maupun postes pada siklus I dan siklus II. Pada hari selasa  tanggal 17 Januari 2012 sebelum tindakan dilaksanakan dengan waktu 2 X 45 menit, diadakan pretes dengan jumlah soal PG = 10  adapun bobot soal : PG setiap soal skor = 1 jumlah betul semua atau skor tertinggi  adalah = 10.  Didapat hasil pretes antara lain sebagai berikut skor nilai rata-rata kelas 51.97  dan prosentase ketuntasan belajar sebesar 53,97 % yaitu hanya 21 siswa dari 39 yang nilai pretesnya mencapai sama atau lebih dari 75, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar seni musik  dengan materi membuat aransemen lagu non tradisional, dilihat dari kemampuan awal sebelum proses pembelajaran masih rendah, kondisi tersebut dianggap wajar karena materi tersebut belum disampaikan.


HASIL PRETES I SIKLUS I

                              Hari / TgL   : Selasa , 17 Januari 2012
Prosentase Ketuntasan
  Tuntas 21 siswa             =  53, 97 %
  Tidak tuntas 18 siswa    =  46, 26 %
  Score  rata-rata                =  51, 97

Dari pretes di siklus I yang diperoleh hasil 53,97 % mencapai ketuntasan ( KKM ) hal ini merupakan bahan pertimbangan dalam melakukan upaya peningkatan hasil belajar menggunakan pembelajaran model PAKEM. Setelah proses pembelajaran berlangsung di siklus I dalam tiga kali pertemuan selanjutnya diadakan postes dengan soal yang sama dengan soal yang diberikan pada pretes pertemuan pertama. Postes dilakukan pada hari selasa, 31 Januari 2012 selama 30 menit, hasil yang didapat antara lain:

-     31 siswa dari 39 yang nilai pretesnya mencapai sama atau lebih dari 75
-     skor nilai rata – rata kelas : 73,23
-    prosentase yang  belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 8 orang dari 39 siswa atau 20,40 % siswa yang belum mencapai KKM.

3.   Refleksi
Berdasarkan data hasil yang diperoleh setelah melakukan tindakan disiklus I dengan tiga kali pertemuan kemudaian disertai pengamatan atau observasi dari guru lain sebagai observer, menyatakan bahwa pembelajaran seni musik yang disampaikan menggunakan pembelajaran model PAKEM, memberikan hasil yang cukup memuaskan sesuai dengan target yang diharapkan. Adapun hasil yang didapat memperlihatkan peningkatan aktivitas terutama pada siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat, meskipun siswa yang aktif  pada pertemuan pertama  belum banyak sebesar 24, 50 % tetapi pada pertemuan kedua aktivitas kelas secara keseluruhan mengalami peningkatan  yaitu menjadi  45,90 %. Sementara hasil kuisioner berkaitan dengan sejauh mana pandangan siswa terhadap mata  pelajaran seni musik, di siklus I memperlihatkan bahwa 66,50 % siswa atau sebanyak 25 siswa dari jumlah 39 memperlihatkan ketertarikan atau minat terhadap seni musik, dengan alasan bahwa pelajaran seni rupa merupakan pelajaran yang menyenangkan. Alasan ini lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang tertarik terhadap seni musik karena setiap siswa membutuhkan sarana pengembangan minat dan bakat. Harapan peneliti ketertarikan tersebut mendapatkan peningkatan juga pada ketertarikan siswa pada seni musik dengan alasan karena belajar seni musik materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya orang lain.
Data berikutnya yaitu hasil belajar yang diperoleh dari pretes ke postes memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan, namun peneliti merasa belum puas melihat data tersebut karena masih belum dianggap wajar, peningkatan tersebut diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut nampak pada tabel berikut :


       HASIL POSTES I SIKLUS I

                                                   Postes Siklus            :     I
                                   Hari / Tgl           :   Selasa , 31 Januari 2012

                                             Prosentasae Ketuntasan :           
                                      Tuntas  31 siswa             =  79, 05 %
                                      Tidak Tuntas 8 siswa      =  20, 40 %  
                                      Score rata-rata               =  73,23



                     Prosentase Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I
Pretes
Postes
Perbedaan

51, 97 %

73, 23 %


21,26 %






Dengan demikian peneliti beranggapan bahwa pada siklus berikutnya ada beberapa hal yang harus ditingkatkan antara lain :

a.       Penyampaian materi dibuat lebih terinci, sitematis lebih jelas dan terarah, dengan menampilkan banyak contoh-contoh peragaan, alat bantu pelajaran keyboard, pianika, gitar. Dll.
b.       Pendekatan pembelajaran model PAKEM harus lebih kolaboratif, dengan mengimplementasikan secara kolaboratif metode ceramah, demonstrasi, praktik, diskusi dan sebagainya, sehingga proses pembelajaran lebih bervariatif, kesempatan siswa untuk aktif, kreatif lebih meningkat secara kelseluruhan.
c.        Tes hasil belajar akan diberikan waktu khusus dengan durasi waktu menjadi 60 menit.     

A.    Siklus II

1.     Minat belajar
Minat seni musik melalui pembelajaran PAKEM :  Mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu. Pada tahap refleksi di siklus I, peneliti bersama dengan kolaborator berasumsi bahwa tindakan pada siklus ke II harus lebih ditingkatkan, dengan alasan bahwa ternyata terdapat korelasi yang  signifikan antara pemberian motivasi diawal pembelajaran dan proses pembelajaran menggunakan PAKEM pada pelajaran seni musik, yaitu dapat memotivasi meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran tersebut. Mengawali tindakan di siklus II , pada pertemuan pertama hari selasa  7 Febuari 2012 mengacu pada skenario pembelajaran ( RPP ) yang telah disiapkan. Dengan pokok bahasan membuat aransemen lagu non tradisional. Membangun motivasi yang dibangun pada pertemuan pertama siklus II ini adalah dengan pemberian penguatan atas jawaban, pertanyaan, pendapat siswa dalam bentuk pemberian point nilai untuk tabungan siswa dalam buku nilai. Hasilnya adalah cukup memuaskan, dan motivasi ini amat efektif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena nilai yang tinggi merupakan hal yang diharapkan setiap siswa.  Hasil akhir memperlihatkan, dengan pembelajaran model PAKEM dapat meningkatkan minat belajar yang sekaligus juga meningkatkan nilai   belajar siswa terhadap pelajaran “Seni Musik”. Berikut merupakan aktivitas siswa saat pembelajaran pada pertemuan ke I di siklus II :

No
Aktifitas Siswa
Jumlah
Prosentase
1.
2.
3.
4.
   5.
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengemukakan Pendapat
Menyangga
Tidak aktif
8
8
6
1
16
20,40 %
20,40 %
15,30 %
 2,55 %
30,80 %

Aktifitas Kelas
39 – 16 = 23 %
100 – 30,80 = 69,20 %

      Pada pertemuan ke 3 hari selasa 21 Febuari 2012 dengan materi ajar :     Membuat  aransemen lagu non tradisional dengan membangun motivasi yang sengaja dibangun dalam pembelajaran adalah upaya mengungkapkan aktivitas belajar yang diamati oleh observer juga nampak ada peningkatan  dan  antusias  belajar terlihat meningkat terutama dalam mengungkapkan pendapat. Aktivitas siswa dapat dimunculkan dengan hasil data sebagai berikut : 
No
Aktifitas Siswa
Jumlah
Prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengemukakan Pendapat
Menyangga
Tidak aktif
10
10
8
4
7
27,00  %
27,00 %
21,60 %
9,80 %
17,85 %

Aktivitas Kelas
39 – 7 =    32 %
100 – 17,85 = 82,15 %

   
      Pada pertemuan ke tiga sekaligus pertemuan terakhir, perhatian peneliti  kembali fokus kepada sejauh mana minat siswa terhadap mata pelajaran seni musik, sehingga data yang didapatkan tertutama dari kuisioner. Setelah tindakan pertemuan kedua dilaksanakan, peneliti memberikan kuisioner yang sama pada siklus I dan hasilnya terjadi perubahan dari siklus I antara lain : 39 siswa menjawab bahwa mata pelajaran seni musik sangat penting, 37 siswa  atau 86,40 %  siswa diantaranya mengemukakan alasan berkaitan dengan manfaat dari segi sarana pengembangan minat dan bakat siswa, sementara masih nampak 35 siswa atau 96,50 % siswa juga menjawab pertanyaan bahwa seni musik menarik  karena kajian materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya seni orang lain.

2.     Hasil Belajar

Sesuai dengan rumusan masalah, Meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik dengan menggunakan pendekatan pembelajaran model PAKEM, model  penelitian untuk menghasilkan data tersebut, adalah tes hasil belajar yang diberikan melalui prosedur pretes dan postes di siklus II. Pertemuan pertama sebelum tindakan yaitu hari Selasa, 7 Febuari 2012  diadakan pretes, dengan soal pilihan ganda  ( soal di lampiran ). Pada pretes II skor nilai rata-rata sebesar 74,10 sedangkan prosentase ketuntasan belajar mencapai  62,10 %   yaitu 31 siswa dari 39 mencapai KKM. Sementara itu setelah tindakan dilakukan diadakan postes II, adapun hasil yang dicapai 34 siswa dari 39 mencapai sama dengan atau lebih 75 ( KKM ) atau 86,70 % dengan nilai rata – rata 85,25  kenaikan dari pretes ke postes sebesar 11,15 %  


HASIL PRETES SIKLUS II

    Hari / Tgl :  14 Febuary 2012
    Prosentase Ketuntasan :
      Siswa tuntas sebanyak  31 orang        =   78,55 %
      Siswa tidak tuntas sebanyak  8 orang  =   20,40 %
      Score rata-rata                                =   74,10



HASIL POSTES SIKLUS II

    Hari / Tgl      :   Selasa , 21 Febuary 2012
 Prosentase ketuntasan :
     Siswa tuntas sebanyak 34 orang        =  86,70 %
     Siswa tidak tuntas sebanyak 5 orang =  12,75
     Score rata-rata                                 =  85,25    




Prosentase Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II
Pretes
Postes
Perbedaan

74,10 %

85,25 %

11,15 %





3.   Refleksi
Dari empat kali pertemuan yang terbagi dari dua siklus, diawali perencanaan, tindakan observasi dan seterusnya, peneliti melihat beberapa hasil dari upaya tindakan yang memperlihatkan adanya peningkatan, antara lain sebagai berikut :

Porosentase Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
No
Aktivitas Siswa
Siklus I
Siklus II


P 1
P 2
P 3
P 1
P 2
P 3
1.
2.

3.
4.

5.
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengemukakan pendapat.
Menyanggah
Tidak aktif
5,40 %
10,20 %

13,50%

0

13,57%
16,20%

15,62%

0

16,20%
16,20%

21,60%

0
21,60%
27,00%

21,60%

0
25,00 %
32,40 %

24,30 %

0
28,90 %
35,10 %

24,30 %

0 %

    Aktivitas Kelas
29,10 %
45,39%
 54,00
69,20%
81,70 %
91,00%



Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar sangat memungkinkan apabila   proses pembelajaran disempurnakan baik dari segi metode, pendekatan ataupun alat bantu pembelajaran yang digunakan bervariatif sesuai dengan karakter pembelajaran model PAKEM. Berkait dengan minat belajar seni musik yang merupakan bagian yang paling diharapkan dalam hasil penelitian ini, memperlihatkan perubahan yang cukup berarti terutama berkait dengan ketertarikan siswa terhadap seni musik dengan alasan  pelajaran seni musik sangat penting, 33 siswa atau 89,10 % siswa diantaranya mengemukakan alasan berkaitan dengan manfaat dari segi sarana pengembangan minat dan bakat siswa. Sedangkan siswa tertarik terhadap seni musik dengan alasan seni musik merupakan pelajaran yang menyenangkan,  dari 25 siswa 66,50 % menjadi 33 siswa 89,10 %.  Sementara itu 30 siswa tertarik mata pelajaran seni rupa kajian materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya orang lain dari 22 siswa  = 59,40 % menjadi 35 siswa = 94,50 %. Perubahan hasil kuisioner di siklus II dari siklus I berkaitan dengan minat siswa terhadap mata pelajaran seni musik, memperlihatkan bahwa proses pembelajaran yang diawali dengan pemberian motivasi sangat diperlukan, bahkan selanjutnya peneliti berasumsi bahwa pembelajaran menggunakan model PAKEM akan menjadi motivasi yang cukup berarti bagi siswa dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik. Hasil belajar yang diperoleh melalui proses pembelajaran di siklus I dan siklus II melalui postes I dan postes II, memperlihatkan peningkatan, seperti nampak pada tabel berikut :

Siklus
Pretes
Postes
Perbedaan
I
51,97
73, 23
21,26
II
74,10
 85,25
11,15
    
Skor nilai rata-rata kelas dapat dilihat
Siklus
Skor nilai rata – rata pretes
Skor nilai rata – rata postes

Perbedaan

I
51, 97
73,23
21,26
II
74,10
85,25
11,15

Dari tabel di atas ditemukan nilai rata-rata kelas yang mencapai KKM mata pelajaran seni rupa pada postes yaitu 75 . Kenaikan hasil belajar yang diperoleh, menguatkan dugaan bahwa minat belajar berbanding lurus dengan hasil belajar. Begitu juga kegairahan siswa yang diperlihatkan dengan aktivitas belajar seperti bertanya, menjawab pertanyaan, serta mengemukakan pendapat, bisa menjadi tolak ukur sejauh mana minat siswa terhadap mata pelajaran seni musik. Deskripsi data hasil penelitian yang telah diuraikan, diharapkan juga akan memotivasi guru untuk melaksanakan tindakan kelas, ketika ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran. Kegairah guru dalam menggali berbagai model, metode, media serta upaya dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran adalah kegairahan bersama mulai dari kepala sekolah, guru mata pelajaran, juga siswa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
 
A.        Simpulan

Berbasis dari analisa hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah  yang telah ditentukan, disertai dengan temuan-temuan dalam proses tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab IV tentang proses pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran seni musik, dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.         Proses pembelajaran pada KD : Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran seni musik. Perkembangan peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat dari hasil kuisioner yang berkait dengan ketertarikan siswa pada mata pelajaran seni musik karena seni musik  kajian materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya orang lain dari 22 siswa = 56,10 % menjadi 37 siswa = 94,35 %, prosentase tersebut dihitung dari jumlah keseluruhan siswa yang merespon pernyataan kuisioner dari jumlah keseluruhan sebanyak 39 siswa.
2.         Proses pembelajaran pada KD : Mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu dengan pembelajaran model PAKEM mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari prosentase ketuntasan belajar yang meningkat 31,25 % yaitu dari hasil rata-ta nilai siswa postes siklus I score=73,23   menjadi  score rata-rata = 85,25 di postes siklus II

B.        Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1.         Proses pembelajaran menggunakan pembelajaran model PAKEM bisa diterapkan pada upaya menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran lain dalam setiap pembelajaran meskipun dalam waktu yang relatif singkat.
2.         Pemilihan bahan ajar yang akan disampaikan  menggunakan pembelajaran model PAKEM perlu dilakukan oleh guru, dalam rangka pertimbangan efektifitas dalam pembelajaran.
3.         Kepiawaian untuk memotivasi siswa dalam setiap pembelajaran hendaknya menjadi kompetensi yang harus dimiliki guru sebelum, atau selama proses pembelajaran guna menumbuhkan minat belajar siswa.
4.         Variasi model pembelajaran, metode, serta penggunaan media hendaknya menjadi salah satu motivasi bagi siswa, sehingga aktivitas belajar lebih meningkat.
5.         Penelitian tindakan kelas hendaknya menjadi bagian yang rutin dilaksanakan oleh setiap guru secara berkala, ketika ditemukan masalah-masalah dalam proses pembelajaran di kelas.
6.         Kebiasaan untuk mengungkapkan masalah-masalah pembelajaran dalam bentuk laporan tertulis, serta upaya tindakan sebagai bagian dari penyelesaian masalah pembelajaran secara sederhana, singkat dan tepat perlu dibiasakan, sebagai acuan serta bahan perbandingan guna menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran selanjutnya. 

D A F T A R   P U S T A K A

Supardi Suhardjono, 2011. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Supardi Suhardjono, 2011. Publikasi Ilmiah Non Penelitian, Dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Dr. Sulipan, M. Pd, 2010. Teknik Mudah Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Penerbit Eksismedia.
Moh.Ujer Usman, 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Jamaludin, M. Ed, 2003. Pembelajaran Yang Efektif (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Siswa). Jakarta: CV. Mekar Jaya.
MGMP IPA Jakarta Timur, 2010. Jurnal Pendidikan Edisi I  Volume 3 – R 2010. Jakarta: MGMP IPA.
UHAMKA 2009. Peningkatan Profesi Guru Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ( PAKEM ). Jakarta: Rayon 37 UHAMKA.
Mendiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, 2006.  Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta:   Rineka Cipta.
Ario Kartono, dkk 2007.  Kreasi Seni Budaya Untuk SMA, Jakarta: Ganeca.
Abubakar Baraja 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Studio Press
Dr. Abdul Hadis, M. Pd. 2008, Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Slameto  1988.  Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.  Jakarta: Bina Aksara.