Selasa, 28 Februari 2012

PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) by Slamet Priyadi SMA Negeri 42



DISKUSI KELOMPOK "MEMBUAT ARANSEMEN LAGU"

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
     
  1. Simpulan
Berbasis dari analisa hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah  yang telah ditentukan, disertai dengan temuan-temuan dalam proses tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab IV tentang proses pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran seni musik, dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Proses pembelajaran pada KD : Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran seni musik. Perkembangan peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat dari hasil kuisioner yang berkait dengan ketertarikan siswa pada mata pelajaran seni musik karena seni musik  kajian materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya orang lain dari 22 siswa = 59,40 % menjadi 35 siswa = 84,50 %, prosentase tersebut dihitung dari jumlah keseluruhan siswa yang merespon pernyataan kuisioner dari jumlah keseluruhan sebanyak 37 siswa.
2.      Proses pembelajaran pada KD : Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu, dalam  Peningkatan aktivitas kelas secara keseluruhan, di siklus I =  28,20 % , tetapi Di siklus II aktivitas kelas terjadi peningkatan dari 33,33 % menjadi 46,15 %.
3.       Proses pembelajaran pada KD : Mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu dengan pembelajaran model PAKEM mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari prosentase ketuntasan belajar yang meningkat 31,25 % yaitu dari 56,25%    menjadi  87,5 %
  1. Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1.      Proses pembelajaran menggunakan pembelajaran model PAKEM bisa diterapkan pada upaya menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran lain dalam setiap pembelajaran meskipun dalam waktu yang relatif singkat.
2.      Pemilihan bahan ajar yang akan disampaikan  menggunakan pembelajaran model PAKEM perlu dilakukan oleh guru, dalam rangka pertimbangan efektifitas dalam pembelajaran.
3.      Kepiawaian untuk memotivasi siswa dalam setiap pembelajaran hendaknya menjadi kompetensi yang harus dimiliki guru sebelum, atau selama proses pembelajaran guna menumbuhkan minat belajar siswa.
4.      Variasi model pembelajaran, metode, serta penggunaan media hendaknya menjadi salah satu motivasi bagi siswa, sehingga aktivitas belajar lebih meningkat.
5.      Penelitian tindakan kelas hendaknya menjadi bagian yang rutin dilaksanakan oleh setiap guru secara berkala, ketika ditemukan masalah-masalah dalam proses pembelajaran di kelas.
6.      Kebiasaan untuk mengungkapkan masalah-masalah pembelajaran dalam bentuk laporan tertulis, serta upaya tindakan sebagai bagian dari penyelesaian masalah pembelajaran secara sederhana, singkat dan tepat perlu dibiasakan, sebagai acuan serta bahan perbandingan guna menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran selanjutnya. 

DAFTAR PUSTAKA

Supardi Suhardjono, 2011. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Supardi Suhardjono, 2011. Publikasi Ilmiah Non Penelitian, Dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Dr. Sulipan, M. Pd, 2010. Teknik Mudah Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Penerbit Eksismedia.
Moh.Ujer Usman, 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Jamaludin, M. Ed, 2003. Pembelajaran Yang Efektif (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Siswa). Jakarta: CV. Mekar Jaya.
MGMP IPA Jakarta Timur, 2010. Jurnal Pendidikan Edisi I  Volume 3 – R 2010. Jakarta: MGMP IPA.
UHAMKA 2009. Peningkatan Profesi Guru Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ( PAKEM ). Jakarta: Rayon 37 UHAMKA.
Mendiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, 2006.  Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta:   Rineka Cipta.
Ario Kartono, dkk 2007.  Kreasi Seni Budaya Untuk SMA, Jakarta: Ganeca.
Abubakar Baraja 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Studio Press
Dr. Abdul Hadis, M. Pd. 2008, Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Slameto  1988.  Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.  Jakarta: Bina Aksara.



Sabtu, 25 Februari 2012

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X 6 SMA Negeri 42 Jakarta Pada Pelajaran Seni Musik Kompetensi Dasar Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu Tahun Pelajaran 2011 - 2012 by Drs Slamet Priyadi


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
           
Penelitian ini penulis lakukan sebagai upaya untuk memperlihatkan hasil penerapan dari tindakan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran seni musik pada kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu dengan pembelajaran model PAKEM siswa kelas X 6  SMA Negeri 42 Jakarta  tahun pelajaran 2011 / 2012.
Dari realita data yang ada, kemampuan siswa kelas X 6 dalam memahami bagaimana membuat aransemen lagu masih rendah dengan nilai rata-rata 51,97 %. Menurut dugaan penulis faktor penyebabnya adalah strategi dan model pembelajaran yang digunakan belum maksimal, demikian pula dengan penggunaan media pembelajaran, kurangnya guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, serta penyampaian materi pembelajaran yang masih terlalu verbalistik.   
Penelitian ini dibagi dalam dua siklus  yaitu  Siklus I  tiga kali pertemuan, dilaksanakan pada minggu ke 2, Selasa, 17 Januari 2012, minggu ke 3, Selasa, 24 Januari 2012, dan minggu ke 4  Selasa, 31 Januari 2012.  Siklus II dilaksanakan pada minggu ke 1, Selasa, 7 Febuari 2012, miggu ke 2 Selasa, 14 Febuari 2012, dan minggu ke 3 Selasa, 21 Febuari 2012.
A.                Deskripsi Siklus I
1.      Perencanaan Tindakan
a.       Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
b.      Menentukan media, bahan dan materi pembelajaran berkait dengan pokok bahasan yang diberikan yaitu membuat aransemen lagu.
c.       Membentuk enam kelompok musik untuk praktik menyanyikan lagu yang telah diaransir. Tiap kelompok terdiri dari siswa pria dan wanita.
2.      Pelaksanaann Tindakan
a.      Keterlaksanaan
Aktifitas tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali tatap muka. Setiap tatap muka focus penekanan materi pembelajaran adalah pada bagaimana agar masing-masing siswa mampu membuat aransemen lagu dan menyanyikan dalam kelompok musiknya dalam kelas. Aktifitas pembelajaran diberikan dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM.
b.      Kendala
1)      Masih ada beberapa siswa yang tidak berpartisipasi aktif dalam kelompok musik yang dibentuknya.
2)      Masih ada beberapa siswa yang masih belum paham bagaimana langkah-langkah membuat aransemen lagu.
3)      Penyampaian materi pembelajaran terlalu verbalistik sehingga kurang dipahami siswa.
3.      Pengamatan (Observasi)
Pada saat proses pembelajaran berlangsung penulis bersama observer yang juga rekan guru sejenis, melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi pada aktifitas kinerja siswa dan guru.  Di akhir pembelajaran guru membagikan lembar angket kepada seluruh siswa tentang penerapan pembelajaran model PAKEM untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pokok bahasan membuat aransemen lagu.

a.      Pengamatan Kinerja Siswa
Berdasarkan pada hasil pengamatan  yang dilakukan pada siklus I  adalah 22 = 59,4 % siswa ikut berpartisipasi aktif dan 15 = 40,5 % siswa tidak aktif dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model PAKEM dalam membuat arasemen lagu.
b.      Pengamatan kinerja guru
Berdasarkan hasil pengamatan tentang kinerja guru data yang didapat adalah seperti berikut: Nilai Baik Sekali (A) pada komponen Bahan ajar, RPP dan Penguasaan materi 15,2 %. Baik (B) pada komponen apersepsi berupa peragaan senam birama 2/4, 3/4, dan 4/4, keterampilan guru menggunakan media dan metode pembelajaran serta dalam memangelola kelas, mengarahkan, kesesuaian antara soal dan materi dalam evaluasi, pemberian tugas, serta menutup pembelajaran 69,2 %. Nilai Cukup (C)  pada aspek menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, dan pengamatan terhadap aktifitas siswa di kelas sebanyak 15,4 %.
c.       Angket Penerapan Pembelajaran Model PAKEM
Berdasar hasil angket siswa tentang penggunaan pembelajaran  model PAKEM dalam meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran seni musik membuat aransemen lagu diperoleh 21 siswa  atau  53,97 % siswa menyukai, dan siswa yang tidak menyukai sebanyak 18 siswa atau 46,26 %. Siswa yang bisa belajar dan mengikuti pembelajaran model PAKEM dengan baik sebanyak 24 atau 67,20 %. Tidak bisa mengikuti sebanyak 15 atau 38,25%. Berikutnya adalah siswa yang bisa meningkatkan hasil belajar dengan pembelajaran model PAKEM adalah sebanyak 31 orang atau 79,05 %, dan yang tidak bisa meningkatkan hasil belajar sebanyak 8 orang atau 20,40 % 
4.      Refleksi
Mengacu pada hasil observasi di siklus I yang masih banyak kelemahan dan perlu tindak lanjut berupa perbaikan-perbaikan untuk siklus berikutnya, maka tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
  Memotivasi siswa agar lebih aktif berdiskusi, berlatih membuat aransemen, dan sekaligus berlatih menyanyikan lagu yang telah dibuat aransemennya.
    Perolehan nilai hasil belajar perlu ditingkatkan lagi agar mencapai nilai KKM sekolah yaitu 75.

B.                 Deskripsi Siklus II
Aktifitas penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi observasi pada siklus I, maka  pada siklus II merupakan tindakan perbaikan siklus I. Adapun tindakan-tindakan  yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut :
a.       Memotivasi siswa agar lebih aktif berdiskusi, kreatif berlatih membuat aransemen, dan sekaligus berlatih menyanyikan lagu yang telah dibuataransemennya.
b.       Memperbaiki strategi, pendekatan, dan model pembelajaran dengan mengurangi penyajian materi yang verbalistik, menambah alat bantu pelajaran yang lebih variatif seperti keyboard, gitar, pianika, tamtam, contoh lagu-lagu yang sudah dibuat komposisi aransemennya, dan memperagakannya di depan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
c.       Memberikan aksentuasi dan perhatian yang khusus kepada siswa berkait dengan aspek-aspek yang dinilai dalam membuat komposisi aransemen lagu, seperti harmoni, ekspresi, dinamika, melodi pokok lagu, dan lain-lain.   
2.      Pelaksanaan Tindakan
      Pada pelaksanaan tindakan siklus II sama seperti pada pelaksanaan siklus I, hanya  lebih diintensifkan lagi dengan berupaya memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I.  Hal ini  sebagai upaya penulis untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik dalam membuat aransemen lagu.
3.      Observasi
      Pelaksanaan observasi pada siklus II sama seperti pada siklus I. Adapun yang diamati adalah:
a.      Observasi Kinerja Siswa
Berdasar hasil pengamatan observasi kinerja siswa pada siklus II didapat 86,70 % , dan 13,30 % siswa tidak aktif dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model PAKEM membuat aransemen lagu
b.      Observasi Kinerja Guru
Pada pengamatan kinerja guru diperoleh hasil dengan nilai sebagai berikut : Nilai A (baik sekali) pada komponen apersepsi, bahan ajar, penguasaan materi, menciptaan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, penutup, pemberian tugas sebanyak 67,67 %, dan nilai B (baik) pada komponen motivasi, penggunaan metode, kesesuaian soal dengan kompetensi dasar, pengamatan terhadap aktifitas siswa, sejumlah 32,33 %.
c.       Angket  Penerapan Pembelajaran Model PAKEM
Hasil angket siswa terhadap penggunaan pembelajaran model PAKEM mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu diperoleh data 34 atau 86,70 % siswa menyukai.  Sedangkan sebanyak 5 atau 13,30 % siswa tidak menyukai.  Penggunaan pembelajaran model PAKEM dalam mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu ternyata berpengaruh terhadap peningkatan belajar siswa yang lebih baik, diperoleh data 35 atau 89,25 % siswa. Siswa yang tidak terpengaruh sebanyak 4 atau 10,75 %.
4.      Refleksi
Dari data hasil tes belajar, observasi, angket yang diberikan menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran model PAKEM pada kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu pada pra siklus memperoleh nilai rata-rata 51,97. Pada siklus I memperoleh nilai 73,23 dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 85,25.

Table Hasil Belajar Siswa pra siklus, siklus I dan siklus II
NO
KETERANGAN

SIKLUS



Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Nilai tertinggi
80
90
95
2
Nilai terendah
50
70
70
3
Nilai rata-rata
51,97
73,23
85,25
 
C.          Pembahasan Antar Siklus
            Berdasar penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan, peningkatan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran seni musik mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu dengan pendekatan pembelajaran model PAKEM, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan Siklus II bisa dilihat dari table berikut :
Table hasil belajar siswa
Nilai
Pra Siklus
%
Siklus I
%
Siklus II
%
35 – 50
5
12,75
0
0
0
0
51 – 65
13
33,15
0
0
0
0
66 – 80
21
51,55
21
53,55
17
43,35
81-100
0
 2,55
18
45,90
22
56,10
jumlah
39
100
39
100
39
100

Hal ini penulis lakukan oleh karena  penelitian lebih terfokus pada ingin mengungkapkan  sampai sejauh mana peningkatan minat belajar siswa setelah menggunakan pendekatan pembelajaran menggunakan model PAKEM. Dari hasil olah data kuisioner penelitian yang diberikan pada siswa di setiap siklus terungkap, umumnya minat belajar siswa kelas X 6 pada pelajaran seni musik berbanding lurus dengan hasil belajar.  Peneliti mendapatkan data hasil belajar melalui pretes dan postes siklus I dan siklus II. Pada awal dan akhir  setiap siklus diadakan pretes. Postes diilaksanakan  setelah proses pembelajaran berlangsung, atau setelah diberi tindakan. Jenis soal, jumlah soal , dan lamanya waktu pengerjaan soal pretes dan postes adalah sama. Dengan demikian dari hasil pretes dan postes tersebut, baik di siklus I maupun siklus II dapat terlihat seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni musik.
            Berikut adalah data-data hasil penelitian, aktivitas siswa saat pembelajaran, serta temuan-temuan  saat pelaksanaan tindakan kelas berlangsung serta pembahasannya, tergambarkan pada masing-masing siklus berikut ini :
A.         Siklus I
1.                  Minat Belajar Seni Musik pada Kompetensi Dasar : Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu  pada pertemuan pertama di siklus I yaitu pada hari selasa tanggal 17 Januari 2012, dilakukan pembelajaran yang diawali dengan ”apersepsi” pemberian motivasi . Adapun motivasi yang diberikan pada awal pembelajaran pada pertemuan pertama berkait erat dengan tujuan pembelajaran dan materi ajar yang disampaikan adalah :
a.                  Siswa diharapkan mampu menjelaskan bentuk-bentuk ciptaan musik.
b.  Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis karya musikberdasarkan bentuknya.
c.     Siswa diharapkan mampu menjelaskan materi, prosedur dan langkah-langkah membuat aransemen lagu.
d.         Siswa diharapkan mampu membuat aransemen lagu. 
            Tahap berikutnya, guru menyampaikan materi pembelajaran yang diawali dengan ”apersepsi” menjelaskan tentang pengertian seni musik, manfaat dan kegunaan memiliki keterampilan bermain musik. Sebagai motivasi agar siswa tertarik dengan materi pelajaran, diperagakan juga bagaimana menggunakan salah satu instrumen musik (keyboard), serta siswa bersama-sama menyanyikan senam birama 2/4, 3/4, 4/4. Hal ini dikondisikan sedemikian rupa agar proses pembelajaran ada dalam suasana yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Pada langkah inti, guru menjelaskan bentuk-bentuk ciptaan musik berikut contohnya, jenis-jenis karya musik berikut contohnya, menjelaskan materi dan prosedur serta langkah-langkah membuat aransemen lagu berikut contoh dan peragaannya.
Pada langkah akhir, guru menyimpulkan materi pelajaran, memberikan  pertanyaan-pertanyaan, memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab dan bertanya terkait dengan materi pelajaran yang diberikan.
 Di sini penulis bersama rekan guru observer melihat bagaimana situasi dan kondisi siswa, aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, seperti bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau menyanggah. Pada pertemuan  pertama ini belum nampak ada perubahan aktivitas yang berarti dari, akan tetapi siswa cenderung fokus pada materi yang disampaikan . Dari data lembar observasi diperoleh
·                     Siswa bertanya 2 orang siswa (5,40 %)
·                     Siswa menjawab pertanyaan 4 orang siswa (10,80 %)
·                     Siswa mengemukakan pendapat 3 orang siswa (8,10 %).
·                     Siswa menyanggah sebanyak 3 orang siswa (8,10 %).
·                     Prosentase aktivitas kelas secara keseluruhan (35,10 %).
Selanjutnya berkait dengan sampai sejauh mana minat siswa terhadap mata pelajaran seni musik, pada proses pembelajaran berlangsung selama kurang lebih 20 menit , peneliti dibantu oleh observer mengedarkan lembar kuisioner yang kemudian diisi oleh siswa sebanyak 37 orang. Kuisioner tersebut sengaja dirancang berurutan, agar siswa merespon , sehingga muncul jawaban dengan mencheklis (V) pada kolom “S”, atau “SS”, atau “ TS dan STS”. Peneliti memfokuskan hasil kuisioner terutama pada minat siswa dengan alasan :
- Ketertarikannya pada mata pelajaran seni musik , karena belajar seni musik materinya menanamkan sikap apresiatif, menghargai hasil karya orang lain.
- Ketertarikannya pada mata pelajaran seni musik, karena seni musik bersifat aktif, kreatif, dan  menyenangkan.
            - Ketertarikannya pada mata pelajaran seni musik, karena setiap siswa membutuhkan sarana berekspresi, dan lebih lagi seni musik adalah sebagai sarana pengembangan minat dan bakat.
Pada siklus I , kuisioner tersebut mempertlihatkan ;
• 20 siswa atau 54,60 % siswa tertarik pada mata pelajaran  seni musik, karena belajar seni musik materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya orang lain.
• 25 siswa atau 67,50 % siswa tertarik pada mata pelajaran seni musik, karena seni musik kegiatannya  menyenangkan.
• 23 siswa atau 62,10 % siswa tertarik pada mata pelajaran seni musik, karena setiap siswa membutuhkan sarana pengembangan minat dan bakat.
Dugaan atau asumsi peneliti alasan ketertarikan siswa pada mata pelajaran seni musik tersebut dari data seberapa banyak siswa yang menjawab kuisioner nomor 8, 9 dan 12 data tersebut dapat terlihat pada lampiran B.
Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24 Januari 2012, pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP , dengan materi ajar : Membuat aransemen lagu non tradisional.  Diawal  pembelajaran guru memberikan motivasi pada siswa dengan memperagakan senam birama, memperagakan contoh gerak tangan birama 2/4, 3/4, 4/4    Proses penyampaian materi pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP.
Untuk mengetahui aktivitas pembelajaran saat proses berlangsung, observer mengamati dan dihasilkan data sebagai berikut :
·                     Siswa yang bertanya sebanyak 2 orang  ( 5,40 % )
·                     Siswa yang menjawab pertanyaan 4 orang ( 10,80 %)
·                     Siswa menyanggah sebanyak 3 orang ( 8,10 %)
·                     Mengemukakan pendapat sebanyak 4 orang ( 10,80 % )  
Persentase aktifitas kelas =  35,10 %
2.                  Hasil belajar
Dengan asumsi peneliti bahwa minat yang tinggi pada mata pelajaran akan berbanding lurus, atau mempunyai korelasi terhadap hasil belajar, maka peneliti memberikan tes baik pretes maupun postes pada siklus I dan siklus II.
Pada hari selasa  tanggal 17 Januari 2012 sebelum tindakan dilaksanakan dengan waktu 2 X 45 menit, diadakan pretes dengan jumlah soal PG = 10  adapun bobot soal : PG setiap soal skor = 1 jumlah betul semua atau skor tertinggi  adalah = 10
Didapat hasil pretes antara lain sebagai berikut skor nilai rata-rata kelas 51.97  dan prosentase ketuntasan belajar sebesar 53,97 % yaitu hanya 21 siswa dari 39 yang nilai pretesnya mencapai sama atau lebih dari 75, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar seni musik  dengan materi membuat aransemen lagu non tradisional, dilihat dari kemampuan awal sebelum proses pembelajaran masih rendah, kondisi tersebut dianggap wajar karena materi tersebut belum disampaikan. Sementara pengetahuan siswa yang didapat berkaitan dengan materi tersebut di kelas X 6 tidak terdapat materi yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

Prosentase Ketuntasan

  Tuntas 21 siswa             =  53, 97 %
  Tidak tuntas 18 siswa    =  46, 26 %
  Score  rata-rata              =  51, 97


Dari pretes di siklus I yang diperoleh hasil 53,97 % mencapai ketuntasan ( KKM ) hal ini merupakan bahan pertimbangan dalam melakukan upaya peningkatan hasil belajar menggunakan pembelajaran model PAKEM..
Setelah proses pembelajaran berlangsung di siklus I dalam tiga kali pertemuan selanjutnya diadakan postes dengan soal yang sama dengan soal yang diberikan pada pretes pertemuan pertama. Postes dilakukan pada hari selasa, 31 Januari 2012 selama 30 menit, hasil yang didapat antara lain:
-   31 siswa dari 39 yang nilai pretesnya mencapai sama atau lebih dari 75
-   skor nilai rata – rata kelas : 73,23
-  prosentase yang  belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 8 orang dari 39 siswa atau 20,40 % siswa yang belum mencapai KKM
perolehan nilai postes I dapat dilihat pada lampiran B.4

Prosentasae Ketuntasan :
  Tuntas  31 siswa             =  79, 05 %
  Tidak Tuntas 8 siswa      =  20, 40 %     
  Score rata-rata                 =  73,23



3. Refleksi
Berdasarkan data hasil yang diperoleh setelah melakukan tindakan disiklus I dengan tiga kali pertemuan kemudaian disertai pengamatan atau observasi dari guru lain sebagai observer, menyatakan bahwa pembelajaran seni musik yang disampaikan menggunakan pembelajaran model PAKEM, memberikan hasil yang cukup memuaskan sesuai dengan target yang diharapkan. Adapun hasil yang didapat memperlihatkan peningkatan aktivitas terutama pada siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat, meskipun siswa yang aktif  pada pertemuan pertama  belum banyak sebesar 24, 50 % tetapi pada pertemuan kedua   aktivitas kelas secara keseluruhan mengalami peningkatan  yaitu menjadi  45,90 %.
Sementara hasil kuisioner berkaitan dengan sejauh mana pandangan siswa terhadap mata  pelajaran seni musik, di siklus I memperlihatkan bahwa 66,50 % siswa atau sebanyak 25 siswa dari jumlah 39 memperlihatkan ketertarikan atau minat terhadap seni musik, dengan alasan bahwa pelajaran seni rupa merupakan pelajaran yang menyenangkan. Alasan ini lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang tertarik terhadap seni musik  karena setiap siswa membutuhkan sarana pengembangan minat dan bakat.
Harapan peneliti ketertarikan tersebut mendapatkan peningkatan juga pada ketertarikan siswa pada seni musik dengan alasan   karena belajar seni musik materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya orang lain.
Data berikutnya yaitu hasil belajar yang diperoleh dari pretes ke postes memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan, namun peneliti merasa belum puas melihat data tersebut dianggap wajar, karena peningkatan tersebut diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut nampak pada tabel berikut :

 Prosentase Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I
Pretes
Postes
Perbedaan

53, 97 %

           79, 05 %


25,18 %




Dengan demikian peneliti beranggapan bahwa pada siklus berikutnya ada beberapa hal yang harus ditingkatkan antara lain :
a.       Penyampaian materi dibuat lebih terinci, sitematis lebih jelas dan terarah, dengan menampilkan banyak contoh-contoh peragaan, alat bantu pelajaran keyboard, pianika, gitar. Dll.
b.      Pendekatan pembelajaran model PAKEM harus lebih kolaboratif, dengan mengimplementasikan secara kolaboratif metode ceramah, demonstrasi, praktik, diskusi dan sebagainya, sehingga proses pembelajaran lebih bervariatif, kesempatan siswa untuk aktif, kreatif lebih meningkat secara kelseluruhan.
c.       Tes hasil belajar akan diberikan waktu khusus dengan durasi waktu menjadi 60 menit    

A.                Siklus II
1. Minat belajar seni musik melalui pembelajaran PAKEM :  Mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
 Pada tahap refleksi di siklus I, peneliti bersama dengan kolaborator berasumsi bahwa tindakan pada siklus ke II harus lebih ditingkatkan, dengan alasan bahwa ternyata terdapat korelasi yang  signifikan antara pemberian motivasi diawal pembelajaran dan proses pembelajaran menggunakan PAKEM pada pelajaran seni musik, yaitu dapat memotivasi meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran tersebut.
Mengawali tindakan di siklus II , pada pertemuan pertama hari selasa  7 Febuari 2012 mengacu pada skenario pembelajaran ( RPP ) yang telah disiapkan. Dengan pokok bahasan membuat aransemen lagu non tradisional.
Membangun motivasi yang dibangun pada pertemuan pertama siklus II ini adalah dengan pemberian penguatan atas jawaban, pertanyaan, pendapat siswa dalam bentuk pemberian point nilai untuk tabungan siswa dalam buku nilai. Hasilnya adalah cukup memuaskan, dan motivasi ini amat efektif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena nilai yang tinggi merupakan hal yang diharapkan setiap siswa.  Hasil akhir memperlihatkan, dengan pembelajaran model PAKEM  dapat meningkatkan minat belajar yang sekaligus juga meningkatkan nilai   belajar siswa terhadap pelajaran “Seni Musik”.   

Berikut merupakan aktivitas siswa saat pembelajaran pada   pertemuan ke I di siklus II
No
Aktifitas Siswa
Jumlah
Prosentase
1.
2.
3.
4.
5
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengemukakan Pendapat
Menyangga
Tidak aktif
8
8
6
1
16
20,40 %
20,40 %
15,30 %
 2,55 %
30,80 %

Aktifitas Kelas
39 – 16 = 23 %
100 – 30,80 = 69,20 %

                 Pada pertemuan ke 3 hari selasa 21 Febuari 2012 dengan materi ajar :     Membuat  aransemen lagu non tradisional dengan membangun motivasi yang sengaja dibangun dalam pembelajaran adalah upaya mengungkapkan aktivitas belajar yang diamati oleh observer juga nampak ada peningkatan  dan  antusias  belajar terlihat meningkat terutama dalam mengungkapkan pendapat. Aktivitas siswa dapat dimunculkan dengan hasil data sebagai berikut : 
 
No
Aktifitas Siswa
Jumlah
Prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengemukakan Pendapat
Menyangga
Tidak aktif
10
10
8
4
7
27,00  %
27,00 %
21,60 %
9,80 %
17,85 %

Aktivitas Kelas
39 – 7 =    32 %
100 – 17,85 = 82,15 %








Pada pertemuan ke dua sekaligus pertemuan terakhir, perhatian peneliti  kembali fokus kepada sejauh mana minat siswa terhadap mata pelajaran seni musik, sehingga data yang didapatkan tertutama dari kuisioner. Setelah tindakan pertemuan kedua dilaksanakan, peneliti memberikan kuisioner yang sama pada siklus I dan hasilnya terjadi perubahan dari siklus I antara lain : 39 siswa menjawab bahwa mata pelajaran seni musik sangat penting, 37 siswa  atau 86,40 %  siswa diantaranya mengemukakan alasan berkaitan dengan manfaat dari segi sarana pengembangan minat dan bakat siswa, sementara masih nampak 35 siswa atau 96,50 % siswa juga menjawab pertanyaan bahwa seni musik menarik  karena kajian materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya seni orang lain.
2. Hasil Belajar
Sesuai dengan rumusan masalah, Meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik dengan menggunakan pendekatan pembelajaran model PAKEM, model  penelitian untuk menghasilkan data tersebut, adalah tes hasil belajar yang diberikan melalui prosedur pretes dan postes di siklus II. Pertemuan pertama sebelum tindakan yaitu hari Selasa, 7 Febuari 2012  diadakan pretes, dengan soal pilihan ganda  ( soal di lampiran  ). Pada pretes II skor nilai rata-rata sebesar 61,33 %, sedangkan prosentase ketuntasan belajar mencapai  62,10 %   yaitu 23 siswa dari 37 mencapai KKM. Sementara itu setelah tindakan dilakukan diadakan postes II, adapun hasil yang dicapai 33 siswa dari 37 mencapai sama dengan atau lebih 75 ( KKM ) atau 89,10 % dengan nilai rata – rata 77,50 % kenaikan dari pretes ke postes sebesar 16,25 %  
Pretes II di siklus II terdapat kenaikan prosentase ketuntasan yaitu 17,95 %, begitu pula skor rata – rata kelas dari 70,25 menjadi 77,25 % data bisa dilihat pada lampiran B.4 dan B.5.
3. Refleksi
Dari empat kali pertemuan yang terbagi dari dua siklus, diawali perencanaan, tindakan observasi dan seterusnya, peneliti melihat beberapa hasil dari upaya tindakan yang memperlihatkan adanya peningkatan, antara lain sebagai berikut :
Porosentase Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
No
Aktivitas Siswa
Siklus I
Siklus II



P 1
P 2
P 3
P 1
P 2
P 3
1.
2.
3.
4.
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengemukakan pendapat.
Menyanggah
  5,40 %
10,20 %
13,50%
0
13,57%
16,20%
15,62%
0
16,20%

16,20%

21,60%

0
21,60%
27,00%

21,60%

0
25,00 %
32,40 %
24,30 %
0
28,90 %
35,10 %
24,30 %
  2,70%


Aktivitas Kelas
29,10 %
45,39%
 54,00
69,20%
81,70 %
91,00%

  
Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar sangat memungkinkan apabila   proses pembelajaran disempurnakan baik dari segi metode, pendekatan ataupun alat bantu pembelajaran yang digunakan bervariatif sesuai dengan karakter pembelajaran model PAKEM..
Berkait dengan minat belajar seni musik yang merupakan bagian yang paling diharapkan dalam hasil penelitian ini, memperlihatkan perubahan yang cukup berarti terutama berkait dengan ketertarikan siswa terhadap seni musik dengan alasan  pelajaran seni musik sangat penting, 33 siswa  atau 89,10 %  siswa diantaranya mengemukakan alasan berkaitan dengan manfaat dari segi sarana pengembangan minat dan bakat siswa. Sedangkan siswa tertarik terhadap seni musik dengan alasan seni musik merupakan pelajaran yang menyenangkan,  dari 25 siswa 66,50 % menjadi 33 siswa 89,10 %.  Sementara itu 30 siswa tertarik mata pelajaran seni rupa kajian materinya menanamkan sikap dan penghargaan terhadap hasil karya orang lain dari 22 siswa  = 59,40 % menjadi 35 siswa = 94,50 %. Perubahan hasil kuisioner di siklus II dari siklus I berkaitan dengan minat siswa terhadap mata pelajaran seni musik, memperlihatkan bahwa proses pembelajaran yang diawali dengan pemberian motivasi sangat diperlukan, bahkan selanjutnya peneliti berasumsi bahwa pembelajaran menggunakan model PAKEM akan menjadi motivasi yang cukup berarti bagi siswa dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik.
Hasil belajar yang diperoleh melalui proses pembelajaran di siklus I dan siklus II melalui postes I dan postes II, memperlihatkan peningkatan, seperti nampak pada tabel berikut :

Siklus
Pretes
Postes

Perbedaan

I
53,97 %
86, 70 %
25,08 %
II
78, 55 %
 87,50 %
9,45 %
    
Skor nilai rata-rata kelas dapat dilihat
Siklus
Skor nilai rata – rata pretes
Skor nilai rata – rata postes

Perbedaan

I
51, 97
73,23
21,16
II
74,10
85,25.
16,17

Dari tabel di atas ditemukan nilai rata-rata kelas yang mencapai KKM mata pelajaran seni rupa pada postes yaitu 75 . Kenaikan hasil belajar yang diperoleh, menguatkan dugaan bahwa minat belajar berbanding lurus dengan hasil belajar. Begitu juga kegairahan siswa yang diperlihatkan dengan aktivitas belajar seperti bertanya, menjawab pertanyaan, serta mengemukakan pendapat, bisa menjadi tolak ukur sejauh mana minat siswa terhadap mata pelajaran seni musik.
Deskripsi data hasil penelitian yang telah diuraikan, diharapkan juga akan memotivasi guru untuk melaksanakan tindakan kelas, ketika ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran. Kegairah guru dalam menggali berbagai model, metode, media serta upaya dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran adalah kegairahan bersama mulai dari kepala sekolah, guru mata pelajaran, juga siswa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.   
Pengarahan PTK di SMAN 14 Sabtu, 25 Febuary 2012 Oleh Ibu Lilik Nurmalina