Jumat, 27 Januari 2012

MENINGKATKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X 6 SMAN 42 JAKARTA PADA PELAJARAN SENI MUSIK POKOK BAHASAN MENGUNGKAPKAN GAGASAN KREATIF MEMBUAT ARANSEMEN LAGU PADA TAHUN PELAJARAN 2011 - 2012


SIKLUS I : PERTEMUAN KE 1, SELASA, 17 JANUARI 2012 ( apersepsi )


B A B  I   P E N D A H U L U A N


A.                Latar Belakang Masalah
SABTU, 28 JANUARI 2012 - DENMAS PRIYADI BLOG : Ketika  teori behaviorism  mendominasi system pembelajaran kita, model pembelajaran teacher centered yang cenderung menganggap siswa bagaikan kertas putih menjadi ciri utama. Dalam model pembelajaran ini, siswa menjadi pasif karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode ekspositorinya yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak menarik dan membosankan  karena disampaikan dengan  cara  verbalistik, hafalan semata.   Guru sangat memonopoli proses pembelajaran sehingga siswa tidak tumbuh dan berkembang kreatifitasnya.
Paradigma pembelajaran konvensional semacam ini, yang lebih berfokus pada aspek kognitif dan bersifat teacher centered berimplikasi pada pengajaran yang sangat mementingkan belahan otak kiri, sehingga aspek kreatifitas, imajinasi sangat diabaikan. Padahal pengembangan pengajaran secara seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh. Hal ini dilakukan agar siswa selain cerdas, memiliki kemampuan analitis matematis, akan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpikir imajinatif mencakup lintas ruang dan waktu, kreatif, sintetik, dan holistic.
Fakta di lapangan, dalam proses pembelajaran di kelas tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang kita kehendaki, tidak berjalan lancar, bahkan bisa dikatakan menemukan kegagalan. Banyak hal yang menyebabkan proses aktifitas pembelajaran gagal. Hal ini bisa jadi karena ketidakoptimalan guru dalam penyampaian pembelajaran.
Salah satu indikator ketidakefektifan atau kegagalan aktifitas pembelajaran seni musik, yakni siswa kurang memahami dengan materi yang disampaikan oleh guru. Sebagai contoh, untuk pembelajaran seni musik tentang langkah-langkah membuat aransemen lagu, siswa tidak bisa menjelaskan apa itu aransemen dan langkah-langkah membuat aransemen. Kemungkinan besar hal ini terjadi oleh karena siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti materi pembelajaran sehingga mereka tidak bisa menerima dan mencerna materi yang disampaikan oleh guru.
Sebab dari kurangnya konsentrasi itu pula yang berakibat prilaku siswa di kelas menjadi pasif, tidak aktif, bahkan apatis. Padahal,  seharusnya justru siswa bersemangat dan mempunyai minat yang besar untuk mengikuti proses pembelajaran seni musik.
Ketidakefektifan atau kegagalan pembelajaran seni musik ini tidak bisa dilihat dari aspek siswa saja, melainkan ada peran guru yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran seni musik di kelas. Kemungkinan besar dalam penyampaian materi pembelajaran seni musik guru kurang optimal, monoton, dan tidak variatif, hal ini oleh karena  guru tidak siap dalam melaksanakan skenario pembelajaran sehingga siswa menjadi bosan, apatis dalam mengikuti aktifitas pembelajaran. Dalam konteks ke depan hal tersebut tentunya sangat berdampak buruk pada kualitas pembelajaran seni musik.
Sudah barang tentu masalah tersebut di atas harus secepatnya diatasi agar siwa bisa memperoleh tujuan belajarnya secara maksimal. Selain itu agar guru seni musik pun dapat mencapai tujuan pembelajarannya, maka perlu sekali untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai solusi atau jalan keluar mengatasi  permasalahan tersebut di atas.  Apa bila masalah ini dibiarkan sampai berlarut-larut maka dampaknya tentu siswa tidak bisa menerima dan memahami materi pembelajaran seni musik yang disampaikan guru, dan dampak jangka panjang ke depannya, hal ini tentu berakibat pada kualitas hasil peserta didik yang menjadi tidak maksimal.
Mengacu pada masalah tersebut di atas, maka penulis akan menggunakan pendekatan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) untuk diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran seni musik. Dengan harapan penerapan model  PAKEM dalam pembelajaran seni musik, dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik, dan siswa menjadi lebih termotivasi lagi untuk mengikuti pembelajaran seni musik secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul :
“Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X 6 SMA Negeri 42 Jakarta  Pada Pelajaran Seni Musik Kompetensi Dasar Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu Dengan Model Pembelajaran PAKEM Tahun Pelajaran 2011/2012”
        
B.                 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.                  Apakah penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu  di kelas X 6 SMA Negeri 42 ?
2.                  Bagaimanakah prosedur penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAKEM) itu,  efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran Seni Musik di kelas X 6 SMA Negeri 42 ?

C.         Pemecahan Masalah
Sebagaimana   yang   diamanatkan   dalam   Peraturan   Pemerintah Republik  Indonesia   Nomor 19   tahun  2005.   Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan,dan  kebermanfaatan terhadap   kebutuhan  perkembangan  peserta  didik, yang terletak pada pemberian pengalaman   estetik   dalam   bentuk   kegiatan   berekspresi  /  berkreasi  dan  
berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,”  “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”

Dengan demikian Pendidikan Seni Musik memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan  musikalitas emosionalnya.  Dalam arti, pendidikan Seni Musik aktifitasnya  lebih fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen,  prinsip,  proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yangberagam.  Oleh karena itu guru  yang merupakan pemegang kunci utama untuk membuka pintu perbaikan pendidikan dan pengajaran di sekolah diituntut untuk professional. Dalam arti, mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengelola kelas, meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik, inovatif, peka terhadap perkembangan zaman.  Artinya  selain inovatif, juga melek akan perkembangan teknologi, utamanya dalam mengajarkan bidang studi Seni Musik di sekolah.
Bagi seorang guru inovasi dalam proses pembelajaran itu penting dan sangat dibutuhkan. Dalam hal ini guru yang inovatif adalah guru yang terus berupaya mencari, menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran seni budaya musik  sesuai dengan tuntutan zaman, bersifat kontekstual dan student centured. 
Proses pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang inovatif tentunya akan mampu memberikan pengalaman yang berguna bagi siswa. Adapun pendekatan pembelajaran inovatif yang mendukung untuk mengembangkan keterampilan psikomotorik adalah apa yang dikenal dengan  Active Learning, atau pembelajaran aktif, yaitu suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan pada prinsip bahwa cara belajar terbaik bagi siswa adalah aktif melakukan sesuatu dengan menggunakan semua indera yang dimilikinya. Aktif di kelas maupun di luar kelas dengan mengeksplorasi pengalaman belajarnya dan mengekspresikan imaginasi kreatifnya baik secara lisan maupun tulisan. Keterlibatan aktifitas guru dan siswa dengan aktif, kreatif dan inovatif tentunya akan mendorong siswa berpikir lebih keras  lagi untuk  mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang lebih menyenangkan baik bagi guru maupun siswa.
Dengan demikian, untuk merencanakan  proses pembelajaran seni  musik secara inovatif yang dapat memberikan pengalaman baru dan bermanfaat bagi siswa perlu memperhatikan komponen penting proses pembelajaran. Dengan memperhatikan komponen proses pembelajaran, guru dapat menyusun rencana  kegiatan, skenario pembelajaran, dan strategi pembelajaran serta menentukan langkah-langkah tindakan yang sesuai dengan tujuan belajar. Strategi pembelajaran ini menjadi sangat penting oleh karena adanya berbagai macam masalah dalam proses belajar yang ada dalam sistem proses pembelajaran.
Pembelajaran seni musik, yaitu  suatu  kegiatan pembelajaran yang  dirancang untuk menciptakan suasana yang  menyenangkan melalui kegiatan apreasi,  ekspresi, kreasi, dan rekreasi.  Artinya, belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. Jelasnya, dalam konteks ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator bukan sebagai pusat informasi pembelajaran yang mendominasi kelas.

D.            Tujuan  Penelitian
           Tujuan  yang ingin penulis capai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.                Untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
          menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
2.               Untuk menemukan prosedur penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)  yang tepat dan cukup efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
3.            Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran seni  musik
4.            Untuk mengetahui peningkatan minat siswa terhadap mata pelajaran seni musik
5.            Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni music

E.           Manfaat Penelitian
1.   Manfaat Teoritis
       a.  Untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang penggunaan model  pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi   pembelajaran seni musik  pokok bahasan mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
          b. Sebagai dasar pengetahuan dalam mengembangkan penelitian- penelitian  pada masalah selanjutnya.
2.    Manfaat Praktis
a.    Manfaat Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan pada materi pembelajaran   seni musik tentang bagai mana mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu,
1)                     Mendidik siswa untuk berpikir kritis, kreatif, tertib, dan memiliki sikap disiplin dan bertanggung jawab.
2)                     Dengan memberi materi pembelajaran seni musik menggunakan model pembelajaran PAKEM,  siswa lebih dapat tertarik, termotivasi dan dapat memahami materi membuat aransemen lagu.
b.      Manfaat Bagi Guru
                       Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan kompetensi diri menuju profesionalisme,
1)                 Menemukan alternatif umpan balik untuk mnengetahui kesulitan siswa dalam mengerjakan membuat aransemen lagu pada pembelajaran seni musik tentang mengungkapkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
2)                   Mengetahui betapa besar pengaruh model pembelajaran   aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
3)                     Dengan memberi materi pembelajaran seni musik menggunakan model pembelajaran PAKEM dalam proses pembelajaran, dapat menambah wawasan baru dan meringankan tugas guru  dalam mengajar.

c.      Manfaat Bagi Sekolah 
1)                     Sebagai bahan kajian dan masukan untuk peningkatan mutu sekolah.
2)                   Mewujudkan misi dan visi sekolah sebagai Institusi yang selalu berupaya untuk   meningkatkan prestasi akademik.
3)                  Memperbanyak media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sebagai sarana yang aktif, efisien, dan menyenangkan. 
4)                  Dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM   dalam proses pembelajaran  seni musik, sekolah dapat mengembangkan metode pembelajaran dan dapat dijadikan pusat sumber belajar bagi sekolah lain dalam mencari solusi dari kesulitan-kesulitan atau masalah- masalah pembelajaran di kelas.

Minggu, 01 Januari 2012

TINJAUAN BUKU BUDAYA INDONESIA (Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah) Prof.Dr. Edi Sedyawati


Buku Budaya Indonesia
Prof.Dr. Edi Sedyawati
MINGGU, 1 JANUARI 2012 – DENMAS PRIYADI BLOG :  Buku “Budaya Indonesia” yang ditulis Prof. Dr. Edi Sedyawati terbitan Rajawali Pers ini menyajikan berbagai pokok kajian dan renungan dalam ilmu-ilmu budaya yang meliputi bidang-bidang studi Arkeologi, Filologi, Seni Pertunjukan, dan Sejarah diulas  secara menarik di dalam buku ini.  Sejumlah 45 pokok bahasan dikemukakan dengan menampilkan data baru atau melihat sejumlah data yang sudah tersedia dalam sorotan permasalahan baru, atau dalam keterkaitan baru, dengan melihat relevansinya pada masa kini.  Salah satunya adalah tentang pengembangan Arkeologi Maratim.
 
Pokok-pokok kajian yang disajikan dalam buku ini boleh dikatakan lahir sebagai akibat dari rangsangan ataupun kebutuhan untuk mendukung perkuliahan di Fakultas Sasttra/Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, khususnya terkait dengan judul-judul mata kuliah seperti Sejarah Kebudayaan Indonesia, Kesenian dan Masyarakat Indonesia, Pengantar Arkeologi, Pengantar Filologi, Kesustraan Jawa Kuno, Kaidah Kesenian Hindu, Seni Pertunjukan Kuno Indonesia, Sejarah Kesenian, Ikanografi Budha, Managemen Sumber Daya Budaya, dan lain-lain.

Harapan yang menyertai penerbitan buku ini adalah diperolehnya sambutan yang ‘ramai’, baik dari sesame penggiat ilmu pengetahuan maupun dari khalayak di luar itu yang tentunya juga senantiasa memerlukan penambahan pengetahuan umumnya, lebih-lebih mengenai kebudayaan bangsanya sendiri.

Putu Wijaya
Putu Wijaya, seniman teater, sastrawan dan budayawan:
“Dari tangan seorang professor doctor arkeolog yang juga penari, penyair, pengamat seni, dan mantan Dirjen Kebudayaan, sebuah buku kajian tak menjadi kering dan satu dimensi.  Kita pun menjadi lebih waspada ternyata berbagai disiplin saling bertindih dalam satu titik bila saja ada mata yang jeli membelahnya”. 

Taufik Abdullah
Taufik Abdullah, sejarawan dan budayawan:
“Mungkinkah manusia membebaskan dirinya dari dunia simbol? Gerak, bentuk, bunyi, dan teks tak berhenti pada dirinya, tetapi mengatakan lagi tentang sesuatu yang jauh melebihi dirinya.  Kumpulan tulisan Dr. Edi Sedyawati, guru besar Arkeologi yang penari klasik, dengan manis dan canggih membawa kita memahami dan mendalami dunia yang sesungguhnya mengitari diri kita masing-masing”.

Prof. Dr. Edi Sedyawati yang lahir di Malang, 28 Oktober 1938 adalah alumnus Arkeologi Universitas Indonesia 1963.  Penulis menyelesaikan program doctor di Fakultas Sastra Universitas Indonesia untuk jurusan Arkeologi pada tahun 1985.  Pada tahun 1992, penulis dikukuhkan sebagai Guru Besar Arkeologi di universitas yang sama.

Penulis pernah menjabat sebagai Direktur Jendral Kebudayaan, Depdikbud RI pada periode 1999-2001.  Jabatan lain yang pernah diembannya antara lain Pembantu Rektor I Institut Kesenian Jakarta (1986-1989);  Pembantu Dekan I  Fakultas Kesenian, IKJ (1978-1980);  Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, UI (1989-1993); dan Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (1971-1976).  Selain itu, penulis juga pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan pada berbagai jurusan, di antaranya Jurusan Akademi Tari, LPKJ (1971-1977); Jurusan Arkeologi,UI (1971-1974); dan Sastra Daerah, FSUI (1987-1993).

Jabatan dalam organisasi profesi yang pernah diemban penulis antara ain Ketua Umum Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (1995-1999; 1999-2002);  Ketua HISKI (Himpunan Sarjana Kesustraan Indonesia) komisariat Universitas Indonesia (1992-1993); Ketua I Masyarakat Sejarawan Indonesia (1990-1993);  Keua Masyarakat Sejarawan Indonesia cabang Jakarta (1986-1990); dan sejak tahun 1990 menjabat sebagai Penasehat Masyarakat Musikologi Indonesia, yang kemudian berganti nama menjadi Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Karya-kaya tulisnya yang meliputi bidang-bidang arkeologi, sejarah, kesenian, ikonografi, filologi, dan tari telah diterbitkan dimuat  diberbagai media massa.  Sementara itu, disertasinya yang berjudul “Pengarcaan Ganesa Masa Kadiri dan Singhasari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian” (lulus dengan yudisium mogna cumlaude) telah diterbitkan oleh EFEO, LIPI, dan Rijksuniversiteit Leiden pada tahun 1994.  Terjemahan dalam bahasa inggris diterbitkan dalam sebagai verhandelingen, koninklijk Institut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, nomor 160, Leiden 1994, dengan judul Ganesa Statuary of the Kadiri and Singhasari Periods, A Study of Arts History.


Atas prestasinya sebagai budayawan, penulis telah dianugerahi berbagai penghargaan, di antaranya Penghargaan UI untuk penulisan ilmiah internasional 1999 (2000); Bintang Mahaputra Utama (1998);  Bintang “Chevalier des arts et letters” dari Republik Prancis (1997); Satyalancana Karya Satya 30 Tahun (1997); Bintang Jasa Utama Republik Indonesia (1995); dan Hasil Penelitian Terbaik UI bidang Humaniora (1986).